Kanal24, Malang – Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB), Aulia Rahman mempresentasikan tentang Technological Advancement: Solution for Adapting the Change. Perubahan sosial yang dimaksud sebagai perubahan interaksi manusia yang mentransformasi institusi budaya dan sosial. Perubahan ini terjadi seiring waktu. Hal ini ia sampaikan sebagai pembicara dalam acara Asean Virtual Student Opinion Competition (AviSOC) 2022 yang digelar oleh FIA UB, pada Selasa pagi (08/11/2022) secara hybrid.
“Perubahan itu dapat mengubah kebiasaan atau perilaku kita sebagai manusia di kehidupan kita. Salah satu perubahan yang kita rasakan adalah bagaimana kita mencari pekerjaan. Contohnya, LinkedIn, sekarang kita bisa mencari informasi pekerjaan dengan satu aplikasi,” ungkap Aulia.
Ia mengajak audiens mengingat pada waktu dulu. Sebagai pencari pekerjaan, waktu itu pencari pekerja harus mencari pekerjaan melalui koran atau bisa datang langsung ke kantor untuk menemukan lowongan pekerjaan. Lalu, pencari pekerjaan harus mengirimkan dokumen secara langsung. Namun, sekarang, para pencari pekerjaan dimudahkan dengan menggunakan teknologi untuk mencari dan mendapatkan informasi pekerjaan. Hanya dengan satu aplikasi di tangan pencari pekerjaan, ia bisa menemukan banyak informasi lowongan pekerjaan.
Pada pidatonya, Aulia menjelaskan bahwa dengan pengembangan Artificial Intelligence (AI) yang dapat menyarankan pencari pekerjaan untuk melamar pekerjaan yang cocok dengan profil pencari pekerjaan, seseorang dapat dengan mudah melamar pekerjaan pilihannya dengan mengklik tombol kecil “lamar mudah” atau mengklik tautan (link) instruksi yang ditautkan ke tautan aplikasi.
Selanjutnya, Aulia menjelaskan tentang The Blurry Vuca. Era VUCA, di mana semuanya diperkuat. VUCA artinya volatile, uncertain, complex, and ambiguous dengan cara yang belum pernah dialami oleh manusia. Kondisi ini dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi begitu cepat, tidak pasti, kompleks, dan ambigu yang disebabkan karena transformasi digital atau teknologi.
“Kita harus memiliki kesiapan, kita harus mencari cara untuk mengatasi kebingungan itu, menghadapi ketakutan itu, dan ini sama dengan kemajuan teknologi dengan AI,” tegasnya.
Menurut Aulia, AI merupakan mesin yang dapat beradaptasi yang memiliki kemampuan untuk mendekati dan memahami berbagai situasi dengan kemampuan setingkat manusia, tetapi terbatas. Sementara itu, manusia merupakan generasi yang paling diuntungkan dengan teknologi ini adalah orang yang lahir di era digital, generasi pertama dalam sejarah yang tumbuh dengan internet dan ICT.