KANAL24, Malang – Dengan menaiki angkot (angkutan kota) khas Kota Malang, 20 mahasiswa Jepang dari Hiroshima University (HU) tiba di Malang Heritage di daerah Kayutangan Kota Malang (10/9/2019). Tiba di kampung heritage, mereka terlihat sangat antusias, senang, dan selalu heran dengan segala aktifitas di kampung itu.
Dengan didampingi mahasiswa volunteer sebagai penerjemah, dosen, dan tour guide. Mereka dibagi menjadi 3 kelompok dan menyusuri kampung dengan jalan yang berbeda. Menurut penjelasan Mila salah satu tour guide dari Malang Heritage mengatakan, mahasiswa jepang ini diperkenalkan dengan konsep kampung yang asli tidak dibuat-buat.
“Kita kenalkan kegiatan sehari-hari warga, bagaimana kehidupan kampung disini, yang tetap ada jemuran, sepeda motor masih mondar mandir didalam kampung, bagaimana bangunan rumanya masih terjaga, karena disini banyak bangunan peninggalan kolonial.,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mila menceritakan bahwa mahasiswa Jepang ini antusias melihat pasar seperti apa, mencicipi semangka yang di Indonesia harganya lebih murah dibanding dengan Jepang, mencicipi jajanan gipang, melihat nasi sisa yang dijemur (karak). Memang inilah kampung, mungkin disana beda kampungnya jadi memang di Kayutangan seperti ini, mereka menikmati susunan kampungnya.
“Paling tidak mereka sudah tahu disini ada kampung yang istilahnya tradisional,tidak dibuat-buat kampungnya. Nantinya bisa ditularkan infonya untuk teman-teman yang di Jepang, bahwa disini kampungnya masih asli. Alhamdulillah kampung heritage dipilih karena disini paling representatif untuk mereka belajar,” jelas Mila.
Idogawa Masaki salah satu mahasiswa dari HU mengatakan, bahwa ia suka warna-warni bangunan kota ini, karena dicat dengan cantik.
“Saya suka warna bangunannya, colorfull dan banyak mural. Saya ijin masuk ke salah satu rumah warga dan dijinkan untuk melihat dapur, kamar mandi, dan ruang tamu. Pemilik rumah dan orang sini sangat ramah dan baik,” terangnya.
Disambung dengan pendapat rekannya, Kawashima Nakako yang mengungkapkan bahwa bangunan-bangunan di kampung ini sangat lucu karena penuh warna dan kompleks. Berbeda dengan bangunan di Jepang yang warna dan arsitekturnya lebih simpel.
20 mahasiswa Jepang ini datang ke Indonesia dalam rangka summer course di Universitas Brawijaya. Ini merupakan tahun ketujuh kerja sama antara HU dengan UB dalam kegiatan pertukaran pelajar dan budaya skala internasional.(meg)