Kanal24, Malang – Kesadaran mahasiswa terhadap dunia legislasi menjadi perhatian utama dalam penyelenggaraan Seminar Legislative Summit Festival (LSF) 2025, yang digelar oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (DPM PSIP FIA UB), Sabtu (1/11/2025). Bertempat di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya dengan format hybrid (luring dan daring melalui Zoom Meeting), kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian kompetisi bertema legislasi yang diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
Dorongan Melek Legislasi bagi Mahasiswa
Ketua Pelaksana, Farid Abdillah, menjelaskan bahwa urgensi kegiatan ini berangkat dari minimnya pemahaman mahasiswa terhadap peran dan fungsi lembaga legislatif di Indonesia. Menurutnya, belum banyak mahasiswa yang memahami proses legislasi secara mendalam, padahal hal tersebut memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan kebijakan publik di masa depan.
Baca juga:
Workshop ICBD 2025, FKG UB Dorong Peningkatan Kompetensi Dokter Gigi
“Kami melihat masih sedikit mahasiswa yang benar-benar melek terhadap dunia legislatif. Melalui festival ini, kami ingin mengangkat berbagai polemik seputar legislasi agar mahasiswa, baik dari UB maupun kampus lain, bisa mengenal dan memahami pentingnya lembaga legislatif dalam tatanan pemerintahan,” ungkap Farid.
Ia menambahkan, selama ini ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi kepada pembuat kebijakan masih terbatas. Karena itu, forum seperti LSF diharapkan dapat menjadi wadah diskusi konstruktif dan inovatif, sekaligus melatih mahasiswa untuk berpikir kritis terhadap kebijakan yang berlaku.
Rangkaian Kompetisi dan Seminar Inspiratif
LSF 2025 tidak hanya berfokus pada seminar, tetapi juga menghadirkan serangkaian kompetisi prafestival yang melibatkan lebih dari 250 peserta dari delapan provinsi. Rangkaian lomba tersebut mencakup Legal Poster Competition, Legal Studies Case, Debat Legislatif, Short Movie Competition, dan Esai Nasional, dengan tema-tema yang menyoroti dinamika dan problematika dunia legislatif.
Antusiasme peserta tahun ini disebut meningkat pesat dibandingkan edisi sebelumnya. Farid mengungkapkan bahwa jumlah peserta total dari pra-event dan main event mencapai 500 hingga 600 orang, menunjukkan tingginya minat mahasiswa terhadap topik hukum dan kebijakan publik.
Puncak kegiatan, yakni Seminar Legislative Summit Festival 2025, menghadirkan tiga narasumber dengan latar belakang berbeda. Mereka adalah Saiful Rahman Y., S.Sos., M.A.B., dosen Fakultas Ilmu Administrasi UB; Esther Lubis, S.H., CEO & Founder Produktifkuy serta alumni YSEALI Amerika Serikat; dan Michael Purnomo, mantan Ketua Umum DPM RDM Fakultas Hukum UB 2024.
Dengan tema “From Vision to Legislation: Understanding the Impactful Meaning of Legislation for Creating the Ideal Leaders,” para pembicara mengupas peran generasi muda dalam memahami esensi legislasi sebagai pijakan untuk membentuk pemimpin ideal masa depan.
Menghubungkan Visi, Legislasi, dan Kepemimpinan
Melalui seminar ini, panitia ingin memperkuat kesadaran bahwa proses legislasi tidak hanya berkutat pada pembuatan undang-undang, tetapi juga merupakan refleksi dari visi dan nilai kepemimpinan yang kuat. Farid menjelaskan bahwa tema “From Vision to Legislation” dipilih untuk menekankan pentingnya perjalanan ide hingga menjadi kebijakan nyata yang berdampak bagi masyarakat.
“Dari visi, pemikiran mahasiswa harus bisa diterjemahkan menjadi tindakan nyata yang berbentuk kebijakan. Ketika mereka memahami proses legislasi, mereka bisa tumbuh menjadi policy maker yang ideal di masa depan,” tutur Farid.
Selain itu, kegiatan ini dirancang inklusif dan terbuka bagi mahasiswa di luar Universitas Brawijaya, sehingga diskursus politik dan kebijakan publik dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Format hybrid juga memungkinkan partisipasi tanpa batas, baik bagi peserta dari dalam maupun luar Malang.
Mencetak Generasi Legislator yang Ideal
Sebagai kegiatan tahunan, Legislative Summit Festival menjadi bagian dari program berkelanjutan DPM PSIP FIA UB untuk membangun tradisi akademik berbasis legislasi. Tahun 2025 merupakan penyelenggaraan kedua, dan panitia berkomitmen menjadikan LSF sebagai legacy yang terus berkembang setiap tahunnya.
“Harapannya, kegiatan ini bisa terus menjadi wadah edukatif bagi mahasiswa untuk memahami peran legislatif dan pentingnya keterlibatan mereka dalam proses demokrasi,” ujar Farid. Ia menambahkan bahwa hasil diskusi dan gagasan dari peserta diharapkan dapat menjadi sumbangsih nyata bagi perkembangan kebijakan publik di Indonesia.
Dengan dukungan berbagai media partner dan antusiasme ratusan peserta, Legislative Summit Festival 2025 menjadi momentum penting dalam menumbuhkan kesadaran politik mahasiswa sekaligus membentuk pemimpin masa depan yang berintegritas dan berorientasi pada kepentingan publik.Sebagaimana slogan yang diusung, kegiatan ini mencerminkan semangat untuk “Creating Leaders for Better Legislation.” (nid/din)
