KANAL24, Malang – Desa Karangbinangun yang terletak di Kabupaten Lamongan merupakan desa dengan kondisi krisis air bersih. Desa tersebut terletak diapit oleh 2 sungai, yaitu sungai Bengawan Solo dan sungai Blawi. Mayoritas warga setempat membeli air kemasan untuk dikonsumsi.
Sedangkan untuk kebutuhan mandi dan mencuci menggunakan air seadanya. Fenomena ini membuat tim mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) tergerak untuk sedikit membantu meringankan permasalahan di desa tersebut.
Mereka adalah Muhammad Rifki Ridhollah, Made Bagus Armadewa, Anima Rahmatika Putri, dan Rashieka Putri Maghfiroh. Di bawah bimbingan Ir. Bambang Ismuyanto, M.S tim ini membuat PKM-M (Pengabdian Kepada Masyarakat) Penjernihan Air dengan Metode Multi Water Treatment untuk Memenuhi Kebutuhan Air Bersih di Desa Karangbinangun tersebut. Judul PKM-M ini telah lulus pendanaan dari DIKTI pada 10/8/2020 lalu.
Kepada kanal24.co.id, senin (7/9/2020) ketua tim Muhammad Rifki Ridhollah mengatakan saat mendapat pengumuman bahwa PKM nya lolos, Rifki dkk langsung membahas dengan dosen pembimbing untuk membicarakan tindak lanjut ide mereka kedepan.
Kemudian, dikarenakan pandemi Covid-19 masih berlangsung, DIKTI mengumumkan bahwa produk luaran untuk PKM ini bukan dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk digital atau modul, dan tutorial.
Alhasil, rencana awal untuk terjun langsung bersama warga setempat untuk membuat alat ini urung dilakukan, diganti dengan sosialisasi modul dan tutorial pembuatan alat penjernihan air yang dilakukan secara daring pada hari minggu (6/9/2020) kemarin.
“Untuk pembuatan alat ini, kami bermitra dengan Karang Taruna Tunas Bangsa Desa Binangun. Pada sosialisasi kemarin, diikuti oleh 3 perwakilan Karang Taruna ini. Tahapan selanjutnya setelah sosialisasi modul, ada 3 tahap lagi yaitu diharapkan dari pihak mitra membuat secara mandiri alat yang sudah kami sosialisasikan kalau deadlinenya tanggal 13 September 2020 besok. Kemudian setelah itu pihak mitra memberikan video kepada kami sebagai bukti kalau mereka benar-benar telah membuat alat tersebut secara mandiri,” jelas Rifki.
Lanjutnya, metode multi water treatment merupakan sistem pengolahan air yang bertujuan untuk menjernihkan air hingga benar-benar bersih dan layak digunakan. Penjernihan air dengan metode filtrasi menggunakan media filter spons cuci piring, kerikil, antrasit, zeolit dan arang sekam padi untuk mengatasi masalah air seperti kekeruhan, rasa dan bau yang ada di air sungai bengawan solo dan air sumur
“Prinsip dari pertama kami menggagas ide ini karena melihat di sana minim pengolahan air dan juga minim pendidikan daerah sana sehingga kami memilih bahan-bahan alat yang sederhana, mudah ditemukan seperti pipa paralon, jadi alatnya mudah diimplementasikan dan mudah dikembangkan oleh masyarakat,” pungkasnya. (Meg)