Kanal24, Lumajang – Program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025 Kelompok 75 Universitas Brawijaya (UB) menginisiasi langkah nyata menuju desa berdaya saing melalui kegiatan bertajuk “Eco-Digital Kreatif: Dari Lingkungan Sehat Menuju Ekonomi Kreatif Digital”. Kegiatan yang berlangsung di Desa Banyuputih Kidul, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang ini dilaksanakan di bawah bimbingan Dr. Jaisy Aghniarahim Putritamara, S.Pt., M.P., sebagai jawaban atas dua tantangan utama desa: menjaga kelestarian lingkungan dan mengoptimalkan literasi digital masyarakat.
Sebagai desa agraris yang aktif di sektor pertanian dan perkebunan, Banyuputih Kidul menyimpan potensi besar namun menghadapi kendala pengelolaan lingkungan dan keterbatasan teknologi informasi. Melalui program ini, mahasiswa mengarahkan fokus pada dua pilar utama: meningkatkan kesadaran ekologis dan memperkuat pemasaran produk lokal berbasis teknologi digital.
Baca juga:
Blitar Naik Kelas dalam Inovasi Daerah, Kerja Sama UB Hantarkan Raih IGA 2024
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi materi biomagnifikasi dan bioremediasi, yang dikemas dalam diskusi interaktif bersama warga. Materi tersebut memberi wawasan tentang dampak pencemaran dan langkah sederhana menjaga ekosistem desa tetap sehat. Momen penting yang turut mewarnai acara adalah peluncuran logo baru Desa Banyuputih Kidul, simbol semangat baru menuju desa adaptif, kreatif, dan kompetitif di era digital.
Selain isu lingkungan, pelatihan literasi digital menjadi agenda inti. Perangkat desa, pengurus BUMDes, dan pelaku UMKM dibekali keterampilan mengelola media sosial, strategi branding, hingga pembuatan konten visual yang menarik. Peserta diajak praktik langsung membuat akun bisnis, memotret produk secara profesional, dan menyusun deskripsi yang komunikatif untuk pemasaran.
Program ini digagas oleh tiga mahasiswa lintas fakultas: Choiriyah Fatimatus Zahroh (FPIK), Nadia Sri Nur Wulandari (FP), dan Diandra Paramitha Purboasmoro (FV). Salah satu capaian konkritnya adalah lahirnya logo desa yang baru, akun media sosial resmi perpustakaan desa “Mawar Mulia,” dan terbentuknya kelompok kerja lingkungan serta UMKM berbasis digital.
“Kami berharap kegiatan ini tidak berhenti di sini, tetapi menjadi titik awal inovasi warga dalam menjaga lingkungan dan memanfaatkan teknologi untuk kemajuan desa,” ujar Choiriyah. Sementara itu, Dr. Jaisy Aghniarahim menegaskan, “Kolaborasi aktif antara mahasiswa dan masyarakat adalah kunci perubahan positif yang berkelanjutan.”
Baca juga:
UB dan Mahasiswa MMD Dampingi Pokdakan Klampok, Bangun Desa Lewat Teknologi Bioflok
Apresiasi juga datang dari Kepala Desa Banyuputih Kidul, Syamsul Arifin. “Pengetahuan yang dibawa mahasiswa sangat bermanfaat, membuka wawasan warga tentang pentingnya lingkungan dan digitalisasi. Semoga ini terus berlanjut dan memperkuat potensi desa kita,” ujarnya.
Ke depan, program ini akan dilanjutkan melalui pendampingan jarak jauh dan pelatihan berkala. Harapannya, Desa Banyuputih Kidul dapat menjadi desa yang sehat secara ekologis sekaligus mandiri secara ekonomi melalui pemanfaatan teknologi digital. (nid)