Kanal24, Malang – Malang Fashion Week (MFW) ke-8 resmi dibuka di Malang City Point (MCP), Kamis (5/11/2025). Acara yang telah menjadi ikon fashion tahunan Kota Malang ini menghadirkan semangat kolaborasi antara desainer profesional, pelaku UMKM, dan generasi muda kreatif dari berbagai daerah di Indonesia.
Founder Malang Fashion Week, Agus Sunandar atau yang akrab disapa Sam Suga, menyampaikan bahwa mempertahankan konsistensi selama delapan tahun bukanlah hal mudah. “Melaksanakan kegiatan delapan tahun ini penuh perjuangan. Terima kasih kepada Bank Indonesia, Pemerintah Kota Malang, serta seluruh pihak yang terus mendukung kami,” ujarnya saat pembukaan.
Tahun ini, MFW menghadirkan 98 desainer profesional dari tingkat lokal, nasional, hingga internasional, termasuk perwakilan dari Singapura, serta 218 desainer muda dari SMK dan pemula di seluruh Indonesia. Sam Suga menegaskan, keunikan MFW adalah mempertemukan desainer profesional dengan desainer pemula dan pelaku UMKM dalam satu panggung kreatif.
“Biasanya fashion week hanya untuk desainer profesional, tapi di Malang Fashion Week kami memadukan semua — profesional, pemula, dan UMKM. Inilah bentuk inklusivitas kreatif yang menjadi ciri khas Malang,” tambahnya.

Malang Jadi Kota Kreatif Dunia
Sementara itu, Wali Kota Malang Dr. Ir. H. Wahyu Hidayat, M.M. menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan MFW yang telah berkontribusi besar terhadap penguatan ekonomi kreatif daerah. Ia juga mengumumkan bahwa pada 30 Oktober 2025, UNESCO telah menetapkan Kota Malang sebagai salah satu dari 58 Kota Kreatif Dunia, bersama hanya satu kota lain dari Jawa Timur.
“Ini kebanggaan luar biasa. Penetapan ini menunjukkan bahwa Malang tidak hanya unggul di level nasional, tapi juga internasional. Salah satunya karena sektor ekonomi kreatif, termasuk fashion, yang menjadi penggerak utamanya,” ungkap Wahyu.
Ia berharap penyelenggaraan MFW terus menjadi ruang bagi desainer dan pelaku UMKM untuk berinovasi serta membawa nama Malang di kancah global. “Malang Fashion Week adalah bukti kolaborasi lintas sektor — pemerintah, kampus, dunia usaha, dan komunitas kreatif — yang menggerakkan ekonomi hijau dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dorong Inovasi Digital dan Ekonomi Hijau
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, menegaskan dukungan BI terhadap kegiatan ini sebagai bentuk sinergi untuk memperkuat ekonomi daerah melalui industri kreatif berbasis teknologi.
“Tema MFW tahun ini sangat kekinian dan sejalan dengan agenda BI dalam mendorong ekonomi hijau dan berkelanjutan. Penerapan AI dan teknologi digital dalam fashion bukan hanya soal kreativitas, tapi strategi ekonomi,” jelasnya.
Menurut Febrina, integrasi desain dengan data dan forecasting digital memungkinkan efisiensi material, pengurangan limbah produksi, serta peningkatan daya saing produk lokal. “Kami mendorong UMKM dan pelaku fashion untuk naik kelas melalui literasi digital, kurasi produk, dan pendampingan,” tambahnya.
BI juga terus memperkuat literasi keuangan digital dan memperluas adopsi QRIS di sektor fashion agar pelaku industri semakin terhubung dengan pasar nasional dan global.
“Melalui Malang Fashion Week, kita ingin membangun rantai pasok industri kreatif yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan,” pungkas Febrina.(Din)










