Kanal24, Malang – Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar kegiatan “Manajemen Talenta Nasional Asah Bakat Penulisan Cerpen” pada Senin, 15 September 2026 di Movie Room Lantai 7 Gedung A Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya. Program ini menjadi bagian dari upaya pemerintah membangun ekosistem seni dan budaya yang berkelanjutan, khususnya dalam bidang sastra. Melalui pelatihan menulis cerpen, acara ini bertujuan menemukan bibit baru penulis muda sekaligus mengembangkan talenta yang berpotensi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Sasti Gotama, seorang sastrawan yang aktif melahirkan karya cerpen, serta dipandu oleh Denny Mizhar selaku ketua pelaksana. Puluhan peserta yang terdiri dari mahasiswa, alumni, dan pelajar SMA di atas usia 16 tahun mengikuti jalannya pelatihan dengan penuh antusias.
Baca juga:
UB Dorong Hilirisasi Inovasi Lewat AI Center

Pentingnya Regenerasi Penulis Sastra
Dalam paparannya, Sasti Gotama menekankan pentingnya regenerasi penulis di Indonesia. Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya sebatas pelatihan teknis menulis cerpen, tetapi juga langkah awal membangun semangat berkarya di kalangan generasi muda.
“Diharapkan dari kegiatan ini lahir penulis-penulis sastra baru yang bukan hanya berkembang di Indonesia, tetapi juga bisa membawa nama bangsa ke dunia internasional. Sastra bisa menjadi duta budaya kita,” ungkapnya.
Sasti menambahkan, kegiatan ini terbuka untuk siapa saja yang memiliki keinginan belajar. Bagi peserta, kesempatan tersebut menjadi pintu untuk mendalami sastra sekaligus mengasah kemampuan kreatif yang bisa diwujudkan dalam bentuk cerpen berkualitas.
Harapan Peserta Muda
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Novi Ramadhani, mengaku mendapatkan pengalaman berharga dari pelatihan tersebut. “Harapan saya bisa menulis cerpen yang baik sesuai arahan sastrawan. Kegiatan ini benar-benar memberi dorongan untuk menghasilkan karya,” ujarnya.
Sementara itu, Uni Ramadhani, juga mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, menyampaikan bahwa materi yang diberikan sangat bermanfaat. “Dari awal kami dikenalkan konsep dasar cerpen, menulis gagasan, hingga menyusun premis cerita. Saya berharap karya yang kami hasilkan bisa berkembang, bahkan mungkin suatu hari bisa dibukukan atau dialihwahanakan menjadi film,” jelasnya dengan penuh semangat.
Upaya Menciptakan Ekosistem Sastra
Ketua pelaksana, Denny Mizhar, menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan visi Kementerian Kebudayaan dalam membangun manajemen talenta nasional. “Tujuan utama kami adalah mencari bibit unggul di bidang sastra, baik cerpen, puisi, maupun novel. Melalui kegiatan ini, peserta bisa belajar langsung dari para ahli dan kemudian diintegrasikan ke dalam ekosistem seni budaya nasional,” ungkapnya.

Baca juga:
FH UB Asah Keterampilan Contract Drafting
Ia menambahkan, dari total peserta, sekitar 80 persen berasal dari kelompok usia 16 hingga 25 tahun, sementara sisanya adalah peserta yang berusia di atas 25 tahun. “Ini adalah proses pembibitan. Ke depan, kami berharap mereka bisa menjadi penulis yang mewarnai khazanah sastra Indonesia,” tambah Denny.
Menyemai Bakat untuk Indonesia Emas
Pelatihan penulisan cerpen ini bukan sekadar ajang belajar menulis, tetapi juga wadah pengembangan bakat yang strategis. Melalui program manajemen talenta nasional, Kementerian Kebudayaan ingin memastikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki kesempatan luas untuk berkarya di bidang sastra.Dengan lahirnya penulis-penulis baru, diharapkan sastra Indonesia dapat semakin dikenal di tingkat internasional. Lebih jauh lagi, karya-karya tersebut dapat menjadi representasi identitas bangsa dan memperkaya khazanah budaya global. (nid/dpa)