KANAL24, Malang – Bagi tanaman, tanah adalah elemen penting untuk mendukung kehidupan tanaman, dalam hal ini tanah memiliki fungsi untuk memberikan unsur hara dan sebagai media perakaran, menyediakan air dan sebagai tempat penampungan (reservoar) air, menyediakan udara untuk respirasi akar dan sebagai tempat bertumpunya tanaman. Penilaian kesuburan tanah penting bagi kebijakan peruntukan lahan. Perkembangan pemodelan spasial untuk atribut tanah semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan kebutuhan peruntukan pengelolaan lahan. Percepatan kegiatan presisi pertanian merupakan jawaban atas tantangan akan tingginya kebutuhan informasi data spasial tanah.
Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah continental, nasional, regional maupun lokal. Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada Sistem Informasi Geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa vector (polygon, line, points) maupun raster.
Presisi pertanian merupakan usaha penggunaan teknologi baru untuk meningkatkan hasil panen dan profitabilitas dalam rangka menurunkan tingkat input tradisional yang dibutuhkan dalam bercocok tanam (tanah, air, pupuk, herbisida dan insektisida). Berbeda dengan teknologi lama, Petani dapat memanfaatkan pertanian presisi dengan menggunakan lebih sedikit sumber daya untuk menanam lebih banyak. Tekstur tanah sebagai atribut penting yang sangat menentukan arah pengelolaan tanah harus dapat dimodelkan secara akurat.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sebagai bagian dari tri darma perguruan tinggi, terbentuklah Kelompok Kajian Statistika Spasial (KSS). Kelompok KSS ini terdiri dari Prof. Dr. Ir. Henny Pramoedyo MS sebagai Ketua dengan anggota Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc., Ph.D, Dr. Ir. Atiek Iriany, MS, Dr. Ir. Sudarto, SP, Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si., MT., Ph.D
Mereka merupakan dosen statistika, pertanian dan ilmu komputer yang bekerja sama sesuai dengan bidang keahliannya.
KSS kemudian mengembangkan metode klasifikasi tekstur tanah dengan menggunakan metode machine learning. Hasil pemodelan ini dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi tekstur tanah dengan menggunakan data 8 Local Morphologic Variabel (LMV) yang menunjukkan keragaman kurvatur dari sebuah topografi. Kurvatur yang dimaksud di sini terkait kemiringan tanah, kelengkungan permukann bumi, dan sejenisnya. Keragaman ini nantinya akan memudahkan petani atau pengguna lahan pada umumnya untuk mengetahui jenis tekstur tanah yang akan dimanfaatkan.
Data kurvatur dapat diperoleh tanpa harus mendatangi lahan yang dituju secara langsung. Peneliti mengembangkan pemodelan yang dapat menganalisis tekstur tanah berdasarkan kurvatur dengan menggunakan alat prediksi geologis. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh praktisi sebagai acuan dalam pengelolaan sumber daya lahan. tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan rekomendasi pemanfaatan pengelolaan lahan. Praktisi yang dituju dari rekomendasi ini tidak hanya petani, lebih jauh, rekomendasi ini nantinya akan dapat digunakan oleh pemangku kebijakan terkait dengan pemanfaatan lahan.(sdk)