Oleh : Dr. Akhmad Muwafik Saleh, M.Si.*
Setiap ada masalah pasti selalu ada solusi. Dimana ada penyakit, disana ada obatnya. Dimana ada siang, di situ ada malam. Semua Allah telah ciptakan dengan berpasang-pasangan. Demikian pula dengan masalah yang dihadapi oleh setiap manusia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidaklah menetapkan masalah pada diri seseorang, kecuali Allah telah menakar atas kemampuan orang tersebut.
Seorang mukmin hanyalah diminta untuk berupaya dengan mempergunakan seluruh potensi dirinya, akal pikiran dan perasaannya, kemampuan yang telah Allah titipkan kepada dirinya untuk mencari solusi atas masalah itu, seraya terus menguatkan keyakinan bahwa Allah akan memberikan jalan.
Untuk itulah, Allah mengisyaratkan kepada kita bahwa Allah menciptakan kehidupan dan kematian tiada lain untuk menguji Siapa di antara kita yang terbaik. Sebagaimana dalam FirmanNya :
ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ
Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun. [Surat Al-Mulk: 2]
إِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَى ٱلۡأَرۡضِ زِينَةٗ لَّهَا لِنَبۡلُوَهُمۡ أَيُّهُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗا
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.[Surat Al-Kahfi: 7]
Orang yang terbaik dalam menghadapi masalah adalah orang yang memiliki keyakinan penuh kepada Allah bahwa DIA yang berhaq memberikan masalah, serta DIA pula yang memberikan jalan keluarnya, sehingga tugas manusia adalah bertawakkal secara aktif dan dinamis kepada Allah swt yaitu dengan cara berupaya berikhtiar secara maksimal dan memasrahkan hasilnya kepada Allah.
وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا
dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu. [Surat Ath-Thalaq: 3]
Karena sejatinya masalah adalah cara Allah swt untuk menguji manusia atas keyakinannya, serta Bagaimana kemampuannya mengoptimalkan seluruh potensi dirinya untuk dapat keluar dan menemukan jalan solusi atas masalah dan itulah yang disebut orang-orang yang bersyukur atas potensi yang Allah titipkan.
Dan itu pulalah yang disebut dengan Taqwa yaitu kemampuannya bertanggung jawab atas potensi yang ada pada dirinya dari titipan Allah untuk kemudian menemukan kebesaran Allah atas setiap persoalan yang terjadi.
Namun sayangnya, tidak sedikit pula orang yang tidak menyadari bahwa dalam setiap permasalahan hidup ada cara Allah untuk menjadikan diri seseorang semakin kuat, sehingga dia akan lebih Bertahan dalam mengarungi perjalanan yang lebih berat lagi. Orang yang tidak menyadari akan hal ini akan mengambil langkah-langkah pendek, langkah keputus asaan, yang sejatinya hal ini menandakan bahwa dirinya sedang mengalami lemah keimanan keyakinan kepada Allah.
Karena itulah Allah melarang sikap yang seperti ini dengan firmannya agar Janganlah berputus asa dari rahmat Allah.
يَٰبَنِيَّ ٱذۡهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَاْيۡـَٔسُواْ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِۖ إِنَّهُۥ لَا يَاْيۡـَٔسُ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ
Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”[Surat Yusuf: 87]
Firman Allah ini sejatinya menegaskan kepada kita bahwa persoalan yang dihadapi oleh manusia dan di saat keputus asaan itu terjadi maka Allah Sesungguhnya sedang menebarkan Rahmat kasih sayangNya. Dengan kata lain, bahwa firman Allah ini menegaskan pula bahwa setiap “Masalah Ada Solusinya”. Itulah yang disebut “Rahmat Allah, Kasih Sayang Allah”.
Allah telah menjelaskan dengan terang benderang dalam FirmanNya ini bahwa “Jangan berputus asa dari rahmat Allah”, yang menandakan bahwa orang yang berputus asa itu tidak menyadari bahwasanya persoalan hidup yang dia hadapi, ada solusi dari Allah yang sedang disembunyikan, dan tugas dirinya adalah berupaya keras menemukan solusi itu dengan mengoptimalkan semua potensi yang ada, karena upaya tidak akan pernah menghianati hasil.
Orang yang mudah berputus asa atas persoalan hidup maka Sebenarnya dia orang yang tidak sadar atas potensi yang ada pada dirinya, tidak yakin akan kebenaran dan keberadaan Allah Sang Maha Pemberi Solusi. Orang yang tidak menyadari bahwa potensi dirinya jauh lebih besar melebihi dari apa yang dia bayangkan. Orang yang mudah putus asa, dia adalah orang yang kurang sabar dalam menjalani proses, bahkan tidak menikmati proses yang dilalui karena ketergesa-gesaannya, terburu untuk mendapatkan hasil.
Sementara bagaimana kita menjalani proses, sedemikian itu pulalah hasil akan diperoleh. Karena proses itu akan mendewasakan seseorang. Percayalah bahwa dalam setiap perjalanan proses, kita akan melewati berbagai peristiwa yang dapat membuat seseorang semakin memiliki cakrawala, wawasan dan pengalaman yang mungkin dapat dipergunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan lain di kemudian hari, yang tidak hanya sekedar menyelesaikan satu persoalan yang sedang dihadapi saat ini.
Tidak ada satupun peristiwa yang Allah hadirkan dalam hidup kita itu bersifat sia-sia. semuanya pasti Allah selipkan hikmah kebaikan di dalamnya sebagai wujud kasih sayang, Ar rahman ar rahimNya Allah swt. Semua masalah itu akan menjadikan kita semakin kuat. Percayalah, tidak ada pelaut yang ulung, kecuali dia pasti melalui ombak yang ganas. Karena itu, Jalani prosesnya, nikmati hasilnya.
*)Dr. Akhmad Muwafik Saleh, M.Si., Dosen FISIP UB, Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Tanwir al Afkar Malang