Hidup sejatinya adalah masalah. Manusia dicipta ke muka bumi sebenarnya dalam rangka untuk diuji dengan serangkaian masalah. Baik berupa masalah pribadi, kesehatan, ekonomi, dan sebagainya. Namun masalah yang dihadirkan dalam kehidupan manusia adalah untuk menjadikan manusia agar semakin kuat dalam menjalani kehidupan yang lebih berat lagi di kemudian hari. Masalah akan selalu hadir dalam kehidupan manusia secara bertahap. Selesai satu masalah maka akan dihadirkan dengan masalah lainnya tanpa putus, demikian seterusnya hingga ajal menjemput.
Agama hadir ditengah kehidupan manusia untuk memberikan arahan tentang bagaimana seseorang seharusnya dalam menghadapi masalah, karena setiap persoalan sejatinya telah ada solusinya dalam aturan agama ini. Apakah seseorang dalam menghadapi masalah akan menjadikan aturan agama sebagai panduan hidupnya ataukah menjadikan hawa nafsunya sebagai arahan dalam mengatur langkahnya. Jika agama yang dipilihnya sebagai jalan solusi maka pastilah dirinya akan mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari Allah swt sekalipun solusinya mungkin tidak sesuai dengan kehendaknya namun bisa jadi hal itulah yang terbaik menurut Allah swt untuk dirinya. Namun jika hawa nafsu yang diperturutkannya maka pastilah kehidupannya akan semakin melenceng jauh dari arahan kebenaran hingga benar-benar berada dalam jalan kesesatan.
Persoalan yang dihadapi manusia sejatinya adalah sebuah ujian tentang apakah seseorang bersedia tunduk pada arahan agama ataukah tunduk pada arahan syetan? . Agama sebagai sekumpulan aturan telah memberikan pedoman tentang bagaimana seseorang dalam menghadapi masalah. Masalah sejatinya adalah cara Allah swt mengingatkan seseorang agar segera kembali mendekat padaNya dengan menambah kualitas ibadah dan kedekatan denganNya serta menguatkan kembali keyakinan atasNya. Karena dengan kehadiran masalah sejatinya Allah sedang merindu atas rintihan doa dan tangisan harap dari para hambanya seraya menghadirkan kesabaran dan ketawakkalan, yaitu menyerahkan kembali secara total persoalan yang dihadapinya itu kepada Allah sehingga bersedia dengan ikhlas menerima apapun keputusan Allah atas dirinya. Dalam kepasrahan itulah kemudian Allah akan menghadirkan keajaiban (meracle) atas dirinya, selama kepasrahannya itu dilandasi atas dasar ketaatan kepada Allah swt. Sebagaimana kepasrahan dan ketawakkalan Ibrahim atas kedhaliman Namrud, melahirkan keajaiban yang menjadikan abi terasa dingin dan tak bisa membakar Ibrahim. Demikian pula kepasrahan Rasulullah saat bersembunyi di sebuah gua menghadirkan keajaiban laba-laba dalam melindungi Rasulullah saw. Artinya kepasrahan total pada Allah akan menghadirkan keajaiban pada detik-detik terakhir disaat seorang manusia sudah benar dihadapkan pada realitas yang sangat urgent.
Sementara seseorang yang mengikuti hawa nafsunya dalam menghadapi persoalan maka Allah akan menambah rasa sombong dirinya dalam melakukan penentangan atas aturan Allah dan Syetan akan semakin menguasai dirinya hingga menjadikan semakin jauh dan terjatuh ke lembah kenistaan. Termasuk kesombongan adalah menolak diingatkan akan kebenaran, menganggap remeh suatu dosa, menantang dosa dengan mengatakan bahwa dirinya siap menghadapi dosa dan tidak takut melakukan dosa, maka semua itu sama halnya dengan menantang azab dari Allah swt. Perilaku demikian amatlah terlarang dalam agama. Allah swt berfirman :
وَيَسۡتَعۡجِلُونَكَ بِٱلۡعَذَابِ وَلَوۡلَآ أَجَلٞ مُّسَمّٗى لَّجَآءَهُمُ ٱلۡعَذَابُۚ وَلَيَأۡتِيَنَّهُم بَغۡتَةٗ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ
Dan mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Kalau bukan karena waktunya yang telah ditetapkan, niscaya datang azab kepada mereka, dan (azab itu) pasti akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya. (QS. Al-Ankabut : 53)
Seorang terbaik adalah manakala menghadapi persoalan maka dirinya segera kembali pada Allah swt seraya melakukan evaluasi atas sikap-sikapnya yang telah berlalu kemudian meminta ampun kepada Allah dan menerima dengan penuh kesabaran, ketawakkalan dan kepasrahan kepadaNya. Maka sikap demikian tentulah akan mengundah kasih sayang Allah untuk mengampuni dosanya, meninggikan derajat dan memberikannya keajaiban.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang diberi kesabaran dan ketawakkalan. Dan semoga Allah menurunkan kasih sayangnya serta ridhonya. Aamiiin..