KANAL24, Jakarta – Kementerian Perdagangan mencatat beberapa produk ekspor non migas menjadi primadona pada Januari 2021 lalu. Ada tiga produk non migas yang mencatatkan nilai penjualan ekspor terbesar pada periode tersebut, yaitu produk CPO (crude palm oil), bahan bakar mineral serta besi dan baja.
Menteri Perdagangan, Muhammad Luthfi menjelaskan, nilai ekspor produk CPO mencapai USD2,36 miliar. Jika dibandingkan dengan periode Januari 2020 lalu nilai penjualan ini terdongkrak 55,05 persen. Namun jika dibandingkan periode Desember 2020 (month to month / mtom) turun 9,82 persen. Tingginya nilai ekspor komoditas ini secara tahunan terjadi lantaran adanya perbaikan harga dan juga peningkatan volume penjualan.
“CPO kalau secara year on year (yoy) tumbuh luar biasa, ini dipacu oleh kenaikan harga yang sangat lumayan, dimana secara yoy lebih tumbuh 55 persen,” kata Luthfi dalam konferensi pers virtual, Kamis (25/2/2021).
Untuk ekspor produk bahan bakar mineral, lanjut Luthfi, tercatat sebesar USD1,88 miliar atau tumbuh 6,78 persen yoy dan 8,72 persen secara MtoM. Selain itu produk besi dan baja ekspornya mencapai USD990 juta atau tumbuh 21,03 persen yoy dan negatif 17,40 persen mtom.
“Bahan bakar mineral batubara juga tumbuh bagus. Apalagi besi dan baja yang juga tumbuh sangat sehat, ini kita bisa buktikan bahwa kita bisa jual produk industri jadi bukan hanya bahan mentah,” ulasnya.
Jika dilihat lebih detil, tiga komoditas dengan kenaikan ekspor tertinggi secara bulanan (mtom) yaitu tembaga dan produknya yang tumbuh mencapai 47,49 persen. Disusul bahan kimia anorganik tumbuh 41,11 persen mtom. Kemudian ekspor pulp tumbuh 19,05 persen mtom.
Sedangkan tiga komoditas yang mengalami penurunan ekspor paling drastis pada Januari 2021 yaitu bijih logam dengan nilai ekspor anjlok 44,39 persen. Kemudian kopi, teh, dan rempah tumbuh -33,14 persen. Selain itu timah dan produknya -26,73 persen.
“Kalau dilihat dari barang ekspor non migas dari daftar top ten, itu mengilustrasikan bahwa dua pertiganya itu membukukan positif secara tahunan, tetapi kalau mtom negatif karena Januari itu slow down dimana banyak liburan pada masa itu,” kata Luthfi.(sdk)