Kanal24, Malang – Kota Malang, dikenal sebagai salah satu kota bersejarah di Indonesia, menyimpan berbagai benda cagar budaya yang tak ternilai harganya. Salah satu yang menarik perhatian adalah sepasang Makara Dinoyo, sebuah peninggalan yang memiliki kesamaan dengan Sphinx di Piramida Mesir.
Sphinx, makhluk mitologi yang menyerupai singa bersayap dan berkepala manusia, adalah simbol penjaga makam raja-raja Mesir kuno. Di Kota Malang, kita menemukan sesuatu yang ‘sejenis’ dengan Sphinx, yakni Makara Dinoyo, yang saat ini menjadi salah satu koleksi masterpiece Museum Mpu Purwa Kota Malang.
Sepasang Makara Dinoyo ini ditemukan di wilayah Gandul Merjosari dan diyakini menjadi bagian dari sebuah candi berbahan batu bata yang pernah berdiri di sana. Sama seperti Sphinx yang mengawal piramida, Makara dipercaya menjadi pengawal candi-candi yang menjadi tempat ‘moksa’ dan penaburan abu raja-raja terdahulu.
“Candi-candi itu merupakan bangunan tempat ‘moksa’ para raja. Sementara piramida adalah makam firaun atau raja-raja Mesir terdahulu. Artinya di sini candi-candilah yang menjadi setaranya dengan piramida,” terang Kepala Seksi Sejarah dan Nilai Tradisi Budaya Disdikbud Kota Malang, Arisandi Satrio Anggoro pada Rabu (29/05/2024).
Tidak hanya dalam fungsinya, Makara Dinoyo juga memiliki bentuk yang unik, gabungan dari berbagai makhluk hidup seperti ikan, gajah, singa, ular naga, dan buaya. Yang menarik adalah figur singa dalam Makara Dinoyo, mengingat Pulau Jawa bukanlah habitat asli singa, sehingga hal ini menyimpan cerita tentang asimilasi budaya di masa lampau.
“Kita itu tidak ada singa tapi kok ada singa di sini, inspirasinya dari mana?” pancing Sandi, sapaan akrab Arisandi.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang Rakai Hino Galeswangi juga menegaskan keunikan figur singa dalam Makara Dinoyo. “Figur singa yang terdapat di lidah Makara Dinoyo dapat disamakan dengan bentuk singa yang ada di Candi Borobudur. Keduanya berbeda bentuk dan menandakan filosofi Makara yang berpasangan antara feminin dan maskulin,” terangnya.
Selain Makara Dinoyo, Museum Mpu Purwa juga memiliki koleksi masterpiece lain yaitu Prasasti Dinoyo II. Prasasti yang ditemukan pada tahun 1985 di timur pertigaan Dinoyo ini juga menyimpan rahasia sejarah Kota Malang. Batu prasasti ini diasumsikan memuat dua prasasti sekaligus dalam satu benda dan menceritakan kejayaan Kerajaan Kanjuruhan yang dulu berdiri di Kota Malang.
“Bentuk hurufnya adalah huruf Jawa Kuno, dan memuat dua pertanggalan. Pertama tahun 773 Saka atau 851 Masehi, dan yang kedua 820 Saka atau setara dengan 898 Masehi,” terang Rakai.
Keberadaan Makara Dinoyo dan Prasasti Dinoyo II memperkaya khazanah sejarah dan budaya Kota Malang. Sebagai bagian dari cagar budaya, peninggalan ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah tetapi juga menjadi simbol identitas budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga untuk generasi mendatang. Museum Mpu Purwa dengan koleksi masterpiece-nya menjadi destinasi wajib bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah dan kebudayaan Kota Malang. (sat/nid)