Kanal24, Malang – Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gangguan Kepribadian Narsistik merupakan salah satu gangguan mental yang sering kali disalahpahami sebagai sekadar sifat egois atau haus perhatian. Padahal, NPD merupakan kondisi psikologis serius yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku, serta memiliki dampak signifikan terhadap hubungan sosial dan profesional.
Individu dengan NPD umumnya menunjukkan pola perilaku yang berpusat pada diri sendiri, disertai perasaan superioritas, kebutuhan berlebihan akan pujian, dan ketidakmampuan untuk berempati terhadap orang lain. Gangguan ini tidak hanya berdampak pada kehidupan penderita, namun juga sangat memengaruhi orang-orang di sekitarnya, termasuk keluarga, rekan kerja, hingga pasangan hidup.
Baca juga:
Magister Sains Psikologi UB, Bahas Pentingnya Kesehatan Mental Lewat Filosofi YONO
Ciri-Ciri Utama Narcissistic Personality Disorder
Berikut adalah ciri-ciri umum yang kerap muncul pada individu dengan NPD:
- Merasa Diri Lebih Unggul dan Istimewa
Mereka meyakini bahwa hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memahami keistimewaan mereka. Pandangan ini membuat mereka cenderung meremehkan orang lain dan enggan berinteraksi dengan siapa pun yang dianggap “di bawah” standar mereka. - Selalu Haus Pujian dan Pengakuan
Kebutuhan konstan akan validasi dari luar membuat mereka rentan kecewa jika tidak mendapatkan respons sesuai harapan. Meski telah menerima banyak pujian, mereka tetap merasa kurang dan terus mencari pengakuan. - Minim Empati
Kesulitan merasakan atau memahami perasaan orang lain adalah karakteristik utama. Mereka lebih fokus pada pencapaian dan kebutuhan pribadi dibanding hubungan emosional. - Manipulatif dan Eksploitatif
Demi memenuhi ambisi pribadi, mereka tak segan memanfaatkan orang lain, sering kali tanpa menyadari atau peduli terhadap dampak buruk yang ditimbulkan. - Hubungan Sosial yang Rentan Konflik
Karena tidak mampu membangun empati dan keintiman emosional, hubungan mereka sering dilandasi atas dasar keuntungan atau pengaruh, bukan saling pengertian. - Sensitif terhadap Kritik
Meski tampak percaya diri, individu dengan NPD sangat mudah tersinggung jika mendapat kritik. Reaksi yang muncul bisa berupa kemarahan, penyangkalan, atau bahkan penarikan diri secara emosional. - Fantasi tentang Kesempurnaan
Mereka sering berkhayal tentang kesuksesan luar biasa, kecerdasan tak tertandingi, atau kecantikan sempurna. Pandangan ini kian mengukuhkan kebutuhan mereka akan pengakuan.
Strategi Menghadapi Individu dengan NPD
Menghadapi seseorang dengan NPD memerlukan pendekatan yang hati-hati dan penuh pertimbangan. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Mengatur Ekspektasi Realistis
Jangan berharap mereka akan memberikan perhatian atau pengertian emosional sebagaimana yang diharapkan dari hubungan normal. Sadari bahwa hubungan ini bisa berjalan secara sepihak. - Menetapkan Batasan yang Tegas
Jangan ragu mengatakan tidak jika merasa tidak nyaman. Kejelasan batas akan membantu menjaga keseimbangan emosional Anda sendiri. - Hindari Konfrontasi Langsung
Kritik langsung atau konfrontasi tajam sering kali hanya memperburuk keadaan. Gunakan pendekatan komunikatif yang lebih halus dan terarah. - Fokus pada Kesehatan Mental Pribadi
Prioritaskan kebutuhan diri Anda. Jaga keseimbangan emosi, dan jangan biarkan diri terperangkap dalam dinamika yang melelahkan. - Cari Dukungan Profesional
Baik untuk diri sendiri maupun untuk penderita NPD, konsultasi dengan psikolog atau terapis sangat disarankan. Seorang profesional dapat membantu mengembangkan strategi penanganan yang lebih sehat. - Pertimbangkan Terapi untuk Penderita NPD
Terapi, terutama terapi perilaku kognitif, bisa membantu penderita memahami dan mengubah pola pikirnya. Namun, terapi hanya efektif jika mereka bersedia menerima kenyataan dan menjalani proses dengan terbuka.
Gangguan Kepribadian Narsistik adalah kondisi yang nyata dan kompleks. Seringkali tersembunyi di balik topeng kepercayaan diri tinggi dan pencapaian gemilang, namun di baliknya tersimpan luka psikologis dan kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi.
Baca juga:
Pakar Dermatologi Beri Edukasi Mengupas Hoaks Kesehatan
Memahami NPD tidak hanya penting untuk menghindari kerusakan dalam hubungan sosial, tetapi juga agar masyarakat bisa menunjukkan empati yang tepat—bukan menerima perilaku toksik, tetapi juga tidak serta-merta menghakimi penderita.
Dengan pendekatan yang bijak, batas yang tegas, dan dukungan profesional, baik penderita NPD maupun orang-orang di sekitarnya dapat menemukan jalan menuju hubungan yang lebih sehat dan kehidupan yang lebih seimbang. (bel)