Menjadi terkenal mungkin diharapkan oleh setiap orang. Karena dengan terkenal, akan ada banyak keuntungan yang diperolehnya, sebab demikianlah sifat dasar manusia yaitu setiap orang ingin dipuji, sehingga betapa banyak orang yang melakukan beragam cara agar dapat dikenal oleh orang lain, baik melalui media sosial, you tube atau tampil di berbagai event dengan satu harapan, ingin mendapatkan pujian dari orang yang lain. Itulah salah satu faktor motivasi yang berada di puncak menurut Abraham Maslow, yaitu Self Esteem (rasa penghargaan diri).
Terkenal di dunia adalah pilihan, namun terkenal di kalangan makhluk langit adalah maqom terpuji, yang tentu tidak semua orang dapat memperolehnya. Menjadi selebriti di kalangan masyarakat dunia dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti di atas, namun menjadi selebriti langit haruslah melalui beragam mujahadah.
Jika selebriti dunia memperoleh berbagai fasilitas kenikmatan dunia. Maqom selebriti langit pun demikian pula, yaitu akan mendapatkan fasilitas kenikmatan akhirat yang abadi. Namun ingatlah bahwa menjadi selebriti dunia itu akan membunuhmu, demikian sabda nabi :
إن الله يحب العبد التقي النقي الخفي
Sesungguhnya Allah menyukai seorang hamba yang bertaqwa yang benar-benar murni (ketaqwaannya) yang dilakukannya secara sembunyi-sembunyi.
Bahkan apabila dengan sengaja seseorang bermaksud untuk mengejar popularitas dunia, pujian dan penghargaan dari manusia, maka perhatikan ancaman nabi berikut :
مَنْ لَبِسَ ثَوْب شُهْرَة أَلْبَسَهُ اللَّه يَوْم الْقِيَامَة ثَوْب مَذَلَّة
“Barangsiapa yang memakai pakaian “popularitas” maka Allah pakaikan kepadanya busana kehinaan di hari kiamat” (HR. Ahmad, Abu Daud)
Pertanyaannya, dengan mujahadah apakah agar kita menjadi selebriti di langit. Allah sendiri memberikan satu penjelasan sangat indah tentang Bagaimana menjadi selebriti akhirat itu sebagaimana dalam sebuah hadist qudsi, berikut:
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ اقْتَرَبَ إِلَيَّ شِبْرًا اقْتَرَبْتُ مِنْهُ ذِرَاعًا وَإِنْ اقْتَرَبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا اقْتَرَبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dan Abu Mu’awiyah dari Al A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah ‘azza wajalla berfirman; Aku bersama dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia berdzikir (berdoa) kepada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus dari mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR. Bukhari: 6856, Muslim: 4832, Tirmidzi: 3527)
Jika seseorang ingin terkenal menjadi selebriti langit maka, pertama : banyaklah dan lazimkanlah berdzikir dengan menyebut nama Allah swt dalam sekumpulan orang banyak maka Allah akan menyebutnya dihapadan para malaikat. Bagaimana mungkin seseorang tidak terkenal di hadapan malaikat sementara Allah menyebutnya dikalangan mereka dengan lebih bagus dan lebih baik lagi ?.
Menjadi selebriti langit adalah dengan cara menyebut nama Allah, membanggakan Allah, membesarkan Allah dan memuliakan Allah di banyak kalangan manusia maka secara otomatis Allah berjanji akan menyebutnya di kalangan malaikat penduduk langit. Jadi orang yang suka melakukan dzikir bersama (dzikir jamaiy) berpeluang besar menjadi selebriti langit.
Kedua, jadilah hamba yang penyayang kepada sesama. Lembutkan hati terhadap orang lain agar lahir jiwa penyayang. Pedulilah pada sesama dan tunjukkan rasa kasih sayang dengan membantunya dan mnnyelesaikan urusannya. Jiwa dan sikap Kasih sayang inilah yang akan menjadi jalan terbukanya pintu kasih sayang langit sehingga nantinya dapat terkenal dikalangan penduduk langit. Rasulullah bersabda:
الرَّاحمُونَ يَرحمُهُم الرّحمنُ تبارك وتعالي ارْحَموا مَنْ في الأرض يرحمْكُم من في السَّماءِ
“Sayangilah makhluk yang ada dibumi, niscaya yang ada dilangit akan menyayangimu”.( Hadits Shahih, Riwayat ath-Thabrani)
Ketiga, taatlah pada aturan Allah, cintai dan merindulah pada Rasulullah dan berbaktilah pada orang tua dengan seutamanya pengabdian. Karena jika kita dicintai Allah dan Nabi maka Allah akan mengumumkan rasa cintanya kepada seluruh penduduk langit. Apabila seseorang telah diridhai oleh orang tuanya sebab pengabdiannya maka Allah akan meridhai dirinya dan mengumumkan rasa cintaNya di hadapan para malaikat-malaikatnya. Inilah yang terjadi pada seorang tabi’in yang bernama Uwais al Qorni. Beliau mengetuk pintu langit melalui kebaktian yang hebat terhadap orang tuanya.
Dalam realitasnya, betapa banyak orang yang disibukkan diri hanya ingin dapat terkenal di kalangan penduduk bumi namun tidak peduli untuk dapat dikenal oleh penduduk langit. Padahal pengenalan oleh penduduk langit adalah tanda kemuliaan makhluk dan keridhoaan di sisi Allah swt.
كم من مشهورٍ في الأرض مجهول في السماء – وكم من مجهولٍ في الأرض معروف في السماء
Betapa banyak orang yang terkenal di muka bumi, tapi dia tidak dikenal di atas langit. Dan betapa banyak orang yang tidak dikenal di bumi namun dikenal di langit.
Semoga Allah swt menempatkan diri kita pada maqam terpuji sebagai hamba yang terkenal di langit dan di bumi serta diselamatkan dari rusaknya amal dan dijauhkan dari fitnah dunia dan akhirat. Semoga Allah meridhoi setiap langkah kita. Aaamiiiiin….
KH. Akhmad Muwafik Saleh dosen FISIP UB, penulis produktif, pengasuh pondok pesantren mahasiswa Tanwir al Afkar