Kanal24 – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus sebesar Rp60,9 triliun atau 0,33% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga September 2022.
“Overall balance APBN kita surplus Rp60,9 triliun atau 0,33% dari PDB. Surplus ini lebih rendah dari bulan sebelumnya namun ini situasi jauh lebih baik dibanding September tahun lalu kita deflsit Rp451,9 triliun,” katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta (21/10/2022).
Surplus APBN ini terjadi karena penerimaan pemerintah mencapai Rp1.974,7 triliun pada September 2022, dibandingkan dengan target APBN sebesar Rp2.266,2 triliun, meningkat 45,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan negara meningkat tajam selaras dengan realisasi pendapatan seluruh komponen mulai dari penerimaan pajak, penerimaan bea dan cukai serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mengalami kenaikan.
Penerimaan pajak negara mencapai Rp1.310,5 triliun atau naik 54,2% dibandingkan tahun lalu, sedangkan bea cukai terealisasi Rp232,1 triliun atau naik 26,9%.
Kemenkeu merinci penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Non-Migas telah mencapai Rp723,3 triliun sepanjang Januari-September 2022 atau mencapai 96,6% dari target penerimaan PPh Nonmigas dalam Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022 tentang Rincian APBN 2022.
”Artinya PPh Non-migas sudah pasti akan capai atau melebihi target di 2022 ini,” imbuhnya.
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) telah mencapai Rp504,5 triliun atau mencapai 78,9% dari target akan terus diakselerasi sehingga berpotensi mencapai target.
Sementara itu, penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lain mencapai Rp20,4 triliun, sementara PPh Migas mencapai Rp62,3 triliun atau 96,4% dari target.
“Jadi kalau dilihat dari persentase pencapaian, tampaknya penerimaan pajak akan melewati target dalam Perpres Nomor 98 Tahun 2022,” ujarnya.
Pertumbuhan penerimaan pajak masih ditopang oleh kenaikan harga komoditas, aktivitas ekonomi yang masih menggeliat.
Adapun penerimaan pajak pada September 2022 saja tercatat tumbuh 28% secara tahunan atau menurun dibandingkan 4 bulan sebelumnya, dimana pada Mei 2022 penerimaan pajak tumbuh 63% (yoy), pada Juni tumbuh 80% (yoy), pada Juli 62% (yoy), dan pada Agustus 53% (yoy).
“Pertumbuhan 28% secara tahunan ini sebetulnya masih tinggi tapi dibandingkan 4 bulan terakhir, pertumbuhan ini sangat rendah dan trennya perlu kita waspadai,” ucapnya.
Untuk PNBP terealisasi Rp431,5 triliun yang meningkat 34,4% dari Rp321 triliun dibanding periode sama tahun lalu.
Sementara untuk belanja negara hingga September 2022 telah terserap Rp1.913,9 triliun atau 61,6% dari target tahun ini sebesar Rp3.106,4 triliun dan mampu tumbuh 5,9% (yoy) dari Rp1.806,9 triliun.
Belanja negara terdiri belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang mencapai Rp674,4 triliun atau terserap 71,3% dari target APBN dan belanja non K/L sebesar Rp686,8 triliun atau terserap 50,7% dari target.
Transfer ke daerah (TKD) yang terealisasi mencapai Rp552,6 triliun atau 68,7% dari target turut mendorong realisasi belanja negara.
Surplus juga terjadi terhadap keseimbangan primer yaitu sebesar Rp339,4 triliun sedangkan pembiayaan anggaran hanya Rp429,8 triliun atau turun 30,9% (yoy) kemudian untuk SiLPA mencapai Rp490,7 triliun.