KANAL24, Jakarta- Peran sektor industri pada data ekspor Juni 2019 lalu tetap dominan. Kontribusinya terhadap ekspor secara keseluruhan mencapai 76,57 persen dari total ekspor sebesar USD11,78 miliar. Nilai ekspor produk industri manufaktur atau pengolahan mencapai USD9,02 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan meski dominan, ekspor produk industri manufaktur tersebut turun 19,62 persen dibandingkanbulan Mei 2019 ( month to month / mtm). Namun secara tahunan ( year on year ) terjadi peningkatan sebesar 5,41 persen.
“Struktur ekspor tidak berubah dimana sektor industri menjadi penyumbang utama pada ekspor pada Juni 2019,” ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Senin (15/7/2019)
Sektor yang menjadi penyumbang terbesar kedua setelah sektor industri terhadap kinerja ekspor Juni 2019 adalah sektor pertambangan. Kontribusi sektor ini pada total ekspor mencapai 15,32 persen, dengan nilai ekspor sebesar USD1,80 miliar. Namun, menurut Suhariyanto, ekspor produk pertambangan dan lainnya ini turun 16,11 persen (mtom), dan 28,92 persen (yoy).
“Yang ekspornya turun untuk sektor tambang adalah batubara yang menurun tajam, lalu lignit, biji logam lainnya dan biji seng,” sambung Suhariyanto.
Sementara kontributor terbesar ketiga terhadap kinerja ekspor pada Juni 2019 adalah sektor migas sebesar 6,33 persen. Nilai ekspor sektor migas pada periode tersebut sebesar USD0,75 persen, turun 34,36 persen (mtom) dan 54,69 persen (yoy).
Selanjutnya, kontributor terkecil terhadap ekspor pada Juni 2019 adalah sektor pertanian sebesar 1,78 persen. Nilai ekspornya mencapai USD0,21 miliar. Secara bulanan ekspor produk pertanian turun 33,83 persen namun secara tahunan meningkat 4,77 persen.
“Komoditas pertanian yang ekspornya turun adalah tanaman obat aromatik dan rempah -empah, kopi, buah-buahan tahunan. Sedangkan ekspor yang masih positif adalah biji kakao, cengkeh, tembakau dan lainnya,” ujar Suhariyanto. (sdk)