Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan teknologi Internet of Things (IoT) berbasis Geographic Information System (GIS) untuk mitigasi bencana di Kecamatan Pronojiwo, daerah yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Adipandang Yudono, S.Si., MURP, Ph.D, Dosen Prodi Perencanaan Wilayah Kota Fakultas Teknik UB, sekaligus pengembang teknologi ini mengatakan bahwa metode IoT berbasis GIS ini sudah diterapkan pasca erupsi Semeru hingga masa-masa pemulihan. Teknologi IoT digunakan untuk memasukkan data, seperti jumlah pengungsi, logistik, sebaran penyintas, lokasi posko, obat-obatan dan makanan.
Sedangkan di masa-masa pemulihan, teknologi IoT berbasis GIS ini dapat memetakan wilayah yang terdampak untuk pertanian, peternakan, serta sektor lain seperti sekolah yang rusak.
“Data-data yang dihasilkan oleh IoT bisa menjadi informasi krusial terutama dalam menangani lokasi terdampak sehingga bisa dijadikan supporting system untuk penentuan kawasan yang layak huni kembali maupun didelineasi sebagai kawasan lindung,” Adipandang menuturkan.
Pakar Vulkanologi dan Geothermal Universitas Brawijaya (UB) Prof. Sukir Maryanto, S.Si., M.Si., Ph.D menjelaskan, bahwa sistem IoT bisa bekerja dengan dua metode, melalui media manusia dan menggunakan sensor.
Melalui media manusia, kerja IoT menggunakan tiga tahapan, yaitu memasukan atau inputing data. Pada saat data dimasukkan akan dilakukan pengelolaan, kemudian manajemen database akan diteruskan ke operasional dashboord. Operasional dashboard ini mengandung informasi infografis, sebaran kegiatan, jumlah kegiatan, serta grafiknya.
Sedangkan secara elektronik, IoT melakukan inputing data berdasarkan sensor-sensor secara elektronik yang dipasang di suatu tempat.
“Ke depannya, penggunaan IoT berbasis geospasial ini bisa digunakan untuk kegiatan perencanaan pemulihan area terdampak erupsi semeru seperti reboisasi atau penanaman kembali untuk hutan yang gundul karena longsor ataukah karena dampak bencana,” ungkap Prof. Sukir.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Semeru, Dr Sujarwo, SP, MP mengakui, IoT untuk mitigasi bencana ini memudahkan aktivitas mahasiswa yang terlibat dalam proyek kemanusiaan Semeru dalam mengidentifikasi kerusakan dan suplai informasi secara lebih baik, seperti jumlah bangunan yang rusak dan data-data wilayah terdampak.
Selain pemanfaatan IoT untuk mitigasi bencana, dalam Proyek Kemanusiaan MBKM Semeru juga dilakukan School and Town Watching System dengan target sasaran sekolah dan warga masyarakat.
Upaya mitigasi bencana di sekolah atau School Watching merupakan metode untuk mengidentifikasi elemen-elemen sekolah yang berisiko, menganalisis dampak risiko, serta menemukan solus dari permasalahan ketika terjadi bencana.
Sedangkan, dalam Town Watching Penanggulangan Bencana merupakan program bagi orang yang bermukim di suatu wilayah, yaitu warga, anak-anak, atau mahasiswa dengan cara berkeliling wilayah melihat dan memahami tempat-tempat berbahaya ketika terjadi bencana maupun fasilitas untuk keselamatan. Kemudian memikirkan sendiri langkah antisipasi terhadap bahaya jika terjadi bencana.
Town Watching bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan bencana, mengidentifikasi kerentanan lingkungan dan sekitarnya, mengidentifikasi kapasitas atau sumberdaya masyarakat yang dapat digunakan ketika terjadi bencana, serta mengidentifikasi permasalahannya utama di lingkungan masyarakat serta menemukan solusi dari permasalahan tersebut.
Saat ini hasil sosialisasi School and Town Watching System di tuangkan dalam sebuah buku saku yang akan diedarkan pada sekolah warga yang berada di Kecamatan Pronojiwo. (din)