KANAL24, Jakarta – Inflasi Desember 2020 berpotensi naik jadi 0,50% secara bulanan. Sementara, tingkat konsumsi masyarakat diprediksi tetap akan meningkat pada bulan ini.
“Ini karena ada perayaan Natal dan Tahun Baru 2021 sebagai wujud tradisi musiman di negara kita,” kata Staf Ahli Komisioner OJK, Ryan Kiryanto Rabu (2/12/2020).
Ryan menyebut inflasi Desember berpotensi naik jadi 0,5% seiring lonjakan mobilitas orang dan barang serta perilaku konsumsi masyarakat untuk merayakan Natal dan Tahun Baru. Sebagian pekerja akan menggunakan hak cutinya untuk merayakan Natal bagi yang merayakan, sehingga berpeluang mendorong mobilitas dan permintaan di sektor riil.
Baca juga:
BPS : November Inflasi 0,28 Persen
“Alhasil pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumtif pada Desember 2020 akan meningkat pula,” ujar Ryan.
Adanya pemangkasan aktivitas ekonomi akibat liburan akhir tahun relatif tidak mempengaruhi pelemahan ekonomi. Sebaliknya, gairah di sektor riil dan di masyarakat tetap akan meningkat sehingga PDB pada kuartal keempat 2020 yang diperkirakan berkisar -1% (year-on-year) akan jauh lebih baik dibandingkan PDB kuartal kedua, yakni -5,32%, dan kuartal ketiga (-3,49%).
Mengenai realisasi inflasi November 2020, menurutnya capaian ini patut disyukuri, mengingat pada Oktober juga sudah kembali inflasi. Bahkan inflasi di November lebih tinggi dibanding Oktober. Ini mengindikasikan konsumsi masyarakat sudah bergerak kembali seiring dengan relaksasi PSBB di sejumlah daerah.
“Tidak ada masalah dengan daya beli masyarakat, karena masyarakat miskin pun mendapatkan bansos untuk konsumsi,” jelas Ryan.
Baca juga:
Tertinggi Sumenep, Inflasi Jatim November 2020 Sebesar 0,26 Persen
Yang perlu disoroti, kata dia, kini masyarakat sudah berani keluar rumah, bepergian, ke kantor, traveling, yang berdampak pada kenaikan konsumsi, sehingga berakibat pada terjadinya inflasi. Ryan berharap inflasi masih terjadi di Desember karena secara musiman biasanya tinggi, mengingat ada perayaan Natal dan Tahun Baru.
“Diperkirakan inflasi Desember lebih tinggi dibanding Oktober dan November,” tutur Ryan.
Seperti diketahui, Selasa (1/12), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) mengalami kenaikan atau terjadi inflasi sebesar 0,28% secara bulanan (month-to-month) pada November 2020. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun kalender mencapai 1,23%, sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,59%.
BPS juga melaporkan inflasi komponen inti November sebesar 1,67% (year-on-year). Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, menuturkan inflasi komponen inti November 2020 menjadi yang terendah sepanjang sejarah.(sdk)