KANAL24, Jakarta – Beragamnya proyek, neraca keuangan yang sehat, dan banyaknya proyek yang bakal ditangani menjadikan saham Wijaya Karya (WIKA; Rp2,410; Buy) makin kuat di kategori pilihan utama sektor konstruksi.
Buy saham WIKA di target harga Rp2.700. Hal tersebut diungkapkan Tim Analis Indo Premier Sekuritas dalam catatan riset yang dirilis Kamis (4/7).
“Kami tetap menyukai WIKA, khususnya terkait strategi beragam untuk proyek jalan tol yang telah selesai, sehingga tidak membebani arus kas perseroan.
Selain itu, pelanggan WIKA merata antara swasta, BUMN , dan pemerintah, juga investasi yang dilakukan, sehingga tak hanya bergantung pada pemerintah. Tetap Buy saham WIKA di target harga Rp2.700,” papar Tim Analis.
Penilaian Tim Analis merespons pemaparan pihak perseroan sehari sebelumnya, di mana disebutkan bawah WIKA akan fokus pada proyek Transit Oriented Development (TOD) untuk plot tanah strategis mereka di dekat stasiun MRT, LRT dan kereta cepat (HSR), termasuk 4 area yang dilewati oleh proyek HSR, antara lain area komersial dan pusat hub di Halim, kawasan industri dan perumahan di Karawang, taman hiburan, kawasan perumahan dan komersial di Walini, juga objek wisata dan depot pemeliharaan di Tegalluar.
Walini dan Tegalluar direncanakan menjadi tujuan perjalanan berikutnya oleh pemerintah karena Bandung semakin ramai. WIKA menargetkan kemajuan proyek HSR mencapai 60% pada akhir 2019.
WIKA menargetkan pendapatan berulang mencapai 23% pada tahun 2023, menyusul investasi di sektor energi dan infrastruktur. Selain itu, melalui WIKA Bitumen, perseroan ingin menghasilkan 700.000 ton produk aspal yang diekstraksi pada tahun 2023 untuk membantu memenuhi permintaan lokal sebesar 1,5 juta ton.
Ini bisa menjadi sapi perah perseroan di masa depan karena pendapatannya yang stabil dan sifat margin yang tinggi (margin 25%).
Di sektor jalan tol, strategi WIKA adalah memiliki saham minoritas pada beberapa proyek dan mendivestasinya setelah sepenuhnya selesai dan dioperasikan, kecuali untuk jalan tol Serang-Panimbang, di mana WIKA memiliki saham mayoritas (91,21%) mengingat prospek yang baik berdasarkan studi kelayakan serta skema gap pendanaan 70:30 dengan pemerintah menanggung 30% biaya proyek.
Apalagi, WIKA berencana mengembangkan kawasan industri di kawasan Panimbang. Pada kuartal IV 2019 (4Q19), WIKA akan menerima pembayaran Rp5,5 triliun dari penyelesaian jalan tol Balikpapan-Samarinda (kemajuan saat ini: 90,55%).
Selain itu, pengembangan megaproyek (kawasan industri di Subang) dengan proyek RNI dan PTPN akan mengamankan sekitar Rp3.000-Rp3.500 triliun pendapatan dalam 40-50 tahun mendatang.
Sejumlah proyek yang mengantre untuk dikerjakan WIKA antara lain: MRT Phase II (6 paket, total nilai Rp22,5 triliun), Harbour Road (value at Rp3-5tn), Jalan Tol Semarang-Demak, Jalan Tol Probowangi, dan sejumlah proyek pembangkit untuk PLN.
WIKA juga baru memulai konstruksi proyek jalan tol Serpong-Balaraja. Seksi 1 (BSD City- JORR ) sepanjang 5,15 km dengan total kontrak Rp979 miliar. (sdk)