Kanal24, Malang – Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., menegaskan pentingnya edukasi keuangan bagi generasi muda sebagai bekal menghadapi tantangan zaman. Hal tersebut disampaikannya dalam acara Generasi Muda Cerdas Keuangan yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Gedung Samantha Krida UB pada Rabu (7/5/2025).
“Mahasiswa tidak cukup hanya unggul di bidang teknologi. Mereka juga harus memahami sistem keuangan, baik untuk kehidupan pribadi maupun saat nanti berkiprah di dunia kerja atau kewirausahaan,” kata Prof. Widodo. “Literasi keuangan akan membentuk pribadi yang bijak, cerdas, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.”
Baca juga:
Efisiensi Anggaran Bikin Ekonomi RI Melambat

Acara ini diikuti oleh sekitar 1000 peserta yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi Universitas Brawijaya serta perwakilan dari kampus lain di Malang. Tujuan utama kegiatan ini adalah membekali generasi muda agar menjadi pribadi yang tangguh dan cerdas secara finansial, khususnya di era digital yang penuh dengan peluang sekaligus risiko.
Hadir sebagai pembicara utama, Prof. Sidharta Utama, Ph.D, Ketua Badan Supervisi OJK, yang menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari misi lembaganya dalam membantu DPR meningkatkan kecerdasan finansial masyarakat. Ia menyampaikan bahwa generasi muda perlu dibekali kemampuan untuk membedakan layanan keuangan yang legal dan ilegal agar tidak mudah tertipu.
“Kami ingin membentuk generasi penerus yang cakap dalam mengelola keuangan. Dengan pemahaman yang baik, mereka akan lebih siap menghadapi godaan penipuan atau jebakan keuangan yang tidak sehat,” ujarnya.
Selain itu, Dr. Friderica Widyasari Dewi, S.E., MBA, Kepala Eksekutif Pengawas OJK, menyebut bahwa tingkat literasi keuangan Indonesia kini telah mencapai 66,46%, sebuah capaian yang patut dibanggakan mengingat kondisi geografis Indonesia yang menantang serta keterbatasan infrastruktur teknologi di beberapa wilayah.
“Dengan kerja sama dan pemanfaatan teknologi, capaian ini bisa terus meningkat hingga 1% setiap tahun. Bahkan inklusi keuangan kita sudah mencapai 92% jika mengacu pada data BPJS,” jelasnya.
Friderica juga menyoroti pentingnya edukasi keuangan di kalangan mahasiswa. Menurutnya, meskipun teknologi digital memudahkan akses ke produk-produk keuangan, risiko yang menyertainya seperti pinjaman online ilegal atau perilaku konsumtif tetap perlu diwaspadai.

Baca juga:
Pakar UB: Dampak 2 Sisi Tarif Trump bagi Ekonomi Indonesia
“Anak-anak muda harus kita bekali dengan kemampuan literasi yang kuat agar mereka tidak terjerumus dalam praktik keuangan yang merugikan. Ini adalah upaya kolektif kita semua,” tambahnya.
Acara berlangsung interaktif dengan sesi tanya-jawab antara peserta dan narasumber. Rangkaian kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen OJK dan UB dalam membangun sinergi untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya cakap akademik, tetapi juga bijak dalam keuangan pribadi dan sosial. (nid/hil)