Kanal24, Malang – Olahraga adalah kunci untuk menjaga tubuh tetap sehat, bugar, dan berenergi. Namun, tidak semua jenis olahraga bisa dilakukan oleh setiap orang. Faktor usia sangat menentukan, karena seiring bertambahnya umur, tubuh mengalami perubahan pada otot, tulang, metabolisme, hingga daya tahan.
Kesalahan memilih olahraga bisa menimbulkan cedera serius, terutama bila intensitasnya tidak seimbang dengan kemampuan tubuh. Itulah sebabnya, penting bagi masyarakat untuk memahami olahraga apa yang cocok dilakukan di setiap rentang usia.
Berikut panduan olahraga sehat sesuai usia, menurut rekomendasi ahli kebugaran.
Baca juga:
Rahasia Hidup Sehat: Lindungi Ginjal Sejak Dini

Usia 20-an: Masa Emas Metabolisme
Pada rentang usia ini, tubuh berada di kondisi terbaik. Metabolisme sedang berada pada titik tertinggi, otot lebih kuat, dan daya pulih tubuh lebih cepat. Tidak heran jika orang usia 20-an bisa mencoba berbagai macam olahraga, mulai dari yang ringan hingga ekstrem.
Lari jarak jauh, renang, futsal, basket, bahkan latihan angkat beban tergolong aman dilakukan. Latihan intensitas tinggi seperti HIIT (High Intensity Interval Training) juga banyak digemari di usia ini.
Meski begitu, disiplin tetap dibutuhkan. Tanpa rutinitas yang konsisten, tubuh akan sulit mempertahankan adaptasi. Selain itu, menjaga pola makan dan istirahat yang cukup menjadi penunjang penting agar olahraga membawa manfaat maksimal.
Usia 30-an: Saat Tubuh Mulai Berubah
Banyak orang mengira tubuh mereka masih sama seperti ketika berusia 20-an. Padahal, memasuki usia 30-an, tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Salah satunya adalah berkurangnya elastisitas bantalan tulang belakang yang bisa memicu nyeri atau cedera bila olahraga terlalu berat. Pada usia ini, disarankan untuk lebih selektif memilih jenis olahraga. Jogging, bersepeda santai, berenang jarak menengah, atau senam kebugaran bisa menjadi pilihan tepat.
Olahraga kompetitif seperti futsal atau bulu tangkis masih boleh dilakukan, tetapi perlu membatasi intensitas dan durasinya. Fokus sebaiknya diarahkan pada olahraga yang memperkuat fungsi jantung dan paru-paru. Konsistensi jauh lebih penting dibanding memaksakan diri.
Usia 40–50-an: Mengutamakan Keselamatan dan Keseimbangan
Di usia paruh baya, risiko cedera semakin besar jika memilih olahraga yang salah. Ahli kesehatan menyarankan untuk menghindari olahraga yang menuntut benturan keras atau gerakan mendadak, seperti sepak bola atau lari jarak jauh. Jenis olahraga yang lebih aman adalah jalan cepat, yoga, pilates, atau tai-chi. Aktivitas ini tidak hanya menjaga kebugaran, tetapi juga melatih keseimbangan dan fleksibilitas tubuh.
Selain itu, olahraga kardio ringan seperti bersepeda santai atau berenang bisa membantu menjaga kesehatan jantung dan mengendalikan berat badan. Olahraga teratur juga bermanfaat untuk mencegah masalah metabolisme seperti diabetes tipe 2 yang mulai rentan terjadi di usia ini.
Usia 60 Tahun ke Atas: Bergerak dengan Hati-hati
Lansia kerap menghadapi penurunan fungsi tubuh secara signifikan. Tulang menjadi lebih rapuh, otot melemah, dan sistem kardiovaskular menurun. Karena itu, olahraga untuk lansia harus dilakukan dengan sangat hati-hati.Meski demikian, berhenti bergerak justru bisa memperburuk kondisi tubuh.
Baca juga:
Banjir Fitur AI di Ponsel: Inovasi atau Ilusi?
Olahraga ringan seperti tai-chi, yoga dengan gerakan sederhana, atau jalan santai menjadi pilihan paling aman. Latihan pernapasan juga dianjurkan untuk membantu menjaga stamina dan melatih ketenangan. Sebelum memulai program olahraga, lansia sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu, gerakan yang dilakukan bisa benar-benar sesuai kondisi kesehatan dan menghindari risiko cedera.
Konsultasi dan Konsistensi Adalah Kunci
Apapun usianya, olahraga akan membawa manfaat besar bila dilakukan secara tepat. Namun, jangan lupa untuk selalu memperhatikan sinyal tubuh. Jika merasa nyeri atau tidak nyaman, segera hentikan aktivitas.Konsultasi dengan dokter atau instruktur olahraga profesional bisa membantu menentukan pilihan terbaik. Sementara itu, konsistensi dalam berolahraga akan membuat manfaatnya lebih terasa. Lebih baik olahraga ringan tapi rutin, daripada berat tapi hanya sesekali. Dengan memahami panduan olahraga sesuai usia, masyarakat bisa menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan cara yang lebih aman dan efektif. (ptr)