Kanal24 — Selama ini, kita sering mendengar orang menyebut dirinya sebagai introvert atau ekstrovert. Ada yang suka menyendiri, ada juga yang betah berlama-lama di keramaian. Tapi bagaimana dengan mereka yang merasa tidak sepenuhnya cocok di kedua sisi itu? Ternyata, ada istilah baru untuk tipe kepribadian seperti ini yaitu otrovert. Istilah ini diperkenalkan oleh Rami Kaminski, seorang psikiater asal Amerika Serikat. Ia menciptakan istilah tersebut setelah menyadari ada pola unik pada dirinya sendiri, beberapa pasiennya, bahkan tokoh-tokoh terkenal dunia seperti Frida Kahlo, Franz Kafka, Albert Einstein, dan Virginia Woolf.
Menurut Kaminski, otrovert adalah individu yang bisa tampil sosial dan berinteraksi dengan baik, namun tidak merasa benar-benar menjadi bagian dari kelompok mana pun. “Otrovert sangat ramah dan mampu menjalin hubungan yang dalam dengan orang lain. Tapi mereka tidak terhubung dengan identitas kolektif atau tradisi bersama,” jelasnya.
Baca juga:
Polusi Udara Diam-Diam Rusak Kinerja Otak
Antara Introvert dan Ekstrovert, Tapi Bukan Keduanya
Jika introvert dikenal sebagai pribadi yang lebih nyaman dengan kesendirian dan ekstrovert senang berada di tengah keramaian, otrovert berada di antara keduanya—namun bukan campuran biasa. Kaminski menggambarkan otrovert sebagai orang yang bisa populer dan diterima di banyak lingkaran sosial, tapi tetap merasa seperti orang luar. Mereka cenderung mempertahankan sudut pandang dan cara berpikir yang tidak mengikuti arus utama.
“Sejak dini, otrovert sadar bahwa mereka berbeda. Mereka merasa tidak benar-benar cocok dengan kelompok mana pun, meskipun tidak ada penolakan dari luar,” ungkap Kaminski.
Pemikir Bebas dan Imajinatif
Salah satu keunikan otrovert adalah kemampuannya untuk berpikir bebas dan mandiri. Mereka tidak terlalu memikirkan pendapat orang lain, dan tidak takut akan penolakan sosial. Hal ini justru membuat mereka lebih kreatif dan berani mengekspresikan diri. “Karena tidak bergantung pada pengakuan orang lain, otrovert bisa menjadi sangat imajinatif. Mereka sering punya cara pandang unik terhadap dunia,” kata Kaminski. Banyak dari mereka dikenal sebagai pemikir dan seniman yang melahirkan karya-karya penuh makna.
Tokoh seperti Albert Einstein dan Virginia Woolf diyakini menunjukkan sifat otrovert—mereka cemerlang, dikenal luas, tapi tetap berjalan di jalur yang berbeda dari kebanyakan orang.
Tantangan dan Keunikan Otrovert
Meski memiliki banyak kelebihan, otrovert juga menghadapi tantangan tersendiri. Karena merasa tidak benar-benar ‘klik’ dengan kelompok mana pun, mereka bisa mengalami rasa kesepian, bahkan saat berada di tengah banyak orang. Namun, Kaminski percaya bahwa memahami dan menerima kepribadian ini bisa membawa dampak positif. “Banyak orang yang merasa berbeda tapi tidak tahu kenapa. Istilah ‘otrovert’ bisa membantu mereka mengenali diri dan merasa lebih dimengerti,” ujarnya.
Kemunculan istilah otrovert menambah warna baru dalam pemahaman kita tentang kepribadian. Tak semua orang cocok berada dalam kotak “introvert” atau “ekstrovert”, dan itu bukanlah sesuatu yang salah. Justru, perbedaan inilah yang menjadikan setiap individu unik dan berharga. Dengan kata lain, jika kamu merasa nyaman di tengah keramaian tapi tidak benar-benar merasa terhubung dengan kelompok mana pun, mungkin kamu bukan introvert atau ekstrovert mungkin kamu seorang otrovert.(tia)










