KANAL24, Jakarta – PT Idemitsu Lube Techno Indonesia ( ILTI ) meresmikan pabrik pelumas barunya, di Cikarang, Kamis (7/11). Hal ini menandakan bahwa sektor industri dalam negeri masih banyak dilirik oleh investor. Dengan diresmikannya pabrik pelumas ini maka kapasitas produksi pelumas dalam negeri akan semakin meningkat.
Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil ( IKFT ) Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam, mengatakan saat ini, di Indonesia terdapat 44 perusahaan produsen pelumas nasional dengan kapasitas terpasang sebesar 2.040.000 kiloliter per tahun dan produksi sekitar 908.360 kiloliter per tahun. Angka ini terdiri dari pelumas otomotif sebesar 781.189,90 kiloliter per tahun dan pelumas industri 127.170,45 kiloliter per tahun.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja langsung di industri pelumas pada tahun 2018 sejumlah 3.157 orang, ditambah tenaga kerja dari 140 perusahaan importir dan 580 perusahaan distributor pelumas, menjadikan total tenaga kerja di industri ini mencapai 4.898 orang. Diharapkan semakin banyak industri yang mulai beroperasi jumlah tenaga kerja yang terserap juga akan semakin banyak sehingga dapat menimbulkan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi.
“Oleh karena itu, kami mengapresiasi terhadap investasi pembangunan pabrik kedua Idemitsu di Cikarang dengan nilai mencapai USD52 juta. Di tengah perlambatan ekonomi dunia, masih ada sejumlah investasi dan ekspansi sektor industri di Indonesia,” kata Khayam saat meresmikan pabrik tersebut.
Sebelumnya, PT ILTI telah mengucurkan dananya sebesar USD18 juta untuk mendirikan pabrik pertamanya di Karawang, Jawa Barat, yang beroperasi sejak tahun 2015. Untuk pabrik baru ini dibangun di atas lahan seluas 8 hektare direncanakan bakal memproduksi produk pelumas sebanyak 65.000 Kiloliter (Kl) per tahun untuk kebutuhan otomotif maupun sektor industri.
Sedangkan, pabrik di Karawang menghasilkan 50.000 Kl per tahun. Jadi, total kapasitas produksi pelumas dari Idemitsu di Indonesia mencapai 115.000 Kl per tahun.
Industri pelumas dinilai mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian.
Hal ini tercemin dari pembukuan ekspor pelumas yang menyentuh angka USD147,56 juta pada semester pertama tahun 2019. Dengan penambahan pabrik ini, diharapkan mampu menghasilkan produk berinovasi tinggi, sekaligus meningkatkan pertumbuhan industri, khususnya industri pelumas dan dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian nasional.
“Sementara itu, kapasitas produksi secara keseluruhan industri di dalam negeri lebih dari 900.000 Kl. Saat ini, kami terus pacu utilitasnya. Apalagi, dengan adanya penerapan SNI wajib, dapat mendorong peran industi nasional,” paparnya. (sdk)