Kanal24, Malang – Sebagai salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis di Jawa Timur, Kota Malang terus mengalami perubahan harga kebutuhan pokok yang signifikan. Fluktuasi harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, sayur, dan bumbu dapur banyak disesalkan oleh sejumlah pedagang.
Selama seminggu terakhir, harga kebutuhan pokok di Kota Malang menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan. Berdasarkan data yang diambil oleh tim Kanal24, beberapa harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Bagas, pedagang sembako di Pasar Blimbing Kota Malang mengatakan bahwa sejak dua minggu yang lalu harga minyak naik lima persen, sama dengan harga beras yang naik hingga menyentuh 15 ribu rupiah. Menurutnya kenaikan harga sembako ini berimbas pada daya beli masyarakat yang semakin menurun.
Sementara itu, Sujini salah satu pedagang pasar menerangkan bahwa harga telur selalu naik turun setiap harinya. Ia mengeluhkan bahwa pembeli lumayan menurun ketika harga naik.
“Naik turunnya tidak stabil, hari ini bisa 25 ribu, besok bisa 29 ribu, besoknya lagi bisa 27 ribu. Ya saya harap karena ini bahan pokok jadinya jangan sampai mencekik rakyat, kalau bisa distabilkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, harga cabai naik dan turun cukup drastis. Mei Wulandari, pedagang bumbu dapur menerangkan bahwa harga cabai yang standarnya di angka 40 ribu bisa turun hingga 36 ribu. Kenaikan harga cabai juga sangat tinggi. Cabai di Pasar Blimbing Kota Malang bisa menyentuh harga 60 ribu perkilonya.
“Sama seperti lombok, bawang putih juga mengalami kenaikan cukup tinggi. Harga normal bawang putih perkilo yang biasanya berkisar pada 27 ribu, kini melonjak naik hingga 33 ribu,” terangnya.
Sedangkan harga bawang merah dan normal cenderung turun secara bertahap. Harga tomat perkilo dari standarnya 10 ribu, dalam satu minggu berangsur turun hingga menyentuh nilai 6 ribu per kilo. Seperti halnya bawang merah yang kini berada di harga 15 ribu perkilonya.
“Jelas kalau harga turun pembelinya tidak mengeluh, tapi kalau naik tinggi kadang ada pembeli yang kesal. Sehingga omset penjualan jadi berkurang,” lanjut Mei.
Mei memaklumi tentang harga kebutuhan pokok yang tidak stabil. Menurutnya harga ini juga dipengaruhi oleh cuaca dan masa panen yang kini tidak menentu. Namun ba berharap pemerintah dapat menekan harga kebutuhan pokok agar tetap di angka stabil dan tidak menyusahkan para pedagang dan juga para pembeli. (fan)