KANAL24, Jakarta – Inflasi pada Juni 2019 lalu tercatat sebesar 0,55 persen. Inflasi tahun kalender (year to date /ytd) 2,50 persen dan tingkat inflasi secara tahunan (year on year / yoy) sebesar 3,28 persen. Dengan catatan tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan bahwa inflasi masih terkendali.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK) yang dipantau sebanyak 76 kota IHK mengalami inflasi dan sisanya 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 3,60 persen dan inflasi terendah di Singaraja sebesar 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi di Tanjung Pandan sebesar -0,41 persen dan terendah di Jayapura sebesar -0,08 persen.
“Dengan memperhatikan angka inflasi ini masih di bawah target pemerintah, jadi kita simpulkan inflasi sampai Juni termasuk terkendali karena berbagai program yang dilaksanakan pemerintah berhasil,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2019)
Dikatakannya penyebab utama inflasi pada Juni 2019 masih didominasi oleh kelompok pengeluaran bahan pangan. Tercatat inflasi untuk kelompok bahan makanan sebesar 1,63 persen dengan sumbangsih terhadap total inflasi pada Juni 2019 sebesar 0,38 persen.
“Kenaikan harga cabe merah, ikan segar karena beberapa di daerah cuaca kurang mendukung dan aneka sayuran seperti tomat sayuran, cabe hijau dan lainnya menjadi penyebab inflasi,” ujarnya.
Dikatakannya inflasi pada Juni 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun 2018 dan 2017. Tercatat pada Juni 2017 inflasi sebesar 0,69 persen dan pada Juni 2018 sebesar 0,59 persen.
“Inflasi Juni 2019 juga lebih rendah dibandingkan Mei atau bulan sebelumnya yang mencapai 0,68 persen. Kita tahu puasa di 2019 jatuhnya di awal Mei sementara di 2017 dan 2018 jatuhnya di tengah sehingga posisi puncaknya di Juni,” pungkasnya. (sdk).