Kanal24, Malang — Dalam upaya meningkatkan pemberdayaan perempuan dan pelestarian lingkungan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Malang didukung Pemerintah Kota Malang menggelar pelatihan batik ecoprint (16/6/2025). Bertempat di salah satu aula pelatihan UMKM, kegiatan ini dihadiri oleh 25 organisasi perempuan se-Kota Malang, serta mendapat dukungan penuh dari Dra. Hj. Hanik Andriani Wahyu Hidayat selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang.
Hj. Hanik menegaskan bahwa pelatihan ecoprint menjadi bagian dari strategi besar pemberdayaan masyarakat yang selama ini terus dikembangkan oleh Pemerintah Kota Malang, terutama bagi kelompok perempuan.
“Setiap kegiatan di Kota Malang, kami selalu mendorong adanya pelatihan pemberdayaan. Ecoprint ini sangat relevan karena tidak menggunakan bahan sintetis, ramah lingkungan, dan bisa dikembangkan menjadi potensi ekonomi baru,” ujarnya.
Baca juga:
Bank Dunia Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia

Ia juga menambahkan bahwa pemberdayaan ini tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga diiringi dengan proses pendampingan serta promosi hasil produk. Produk-produk UMKM binaan kerap dijadikan hampers dalam berbagai kunjungan resmi pemerintah, sekaligus menjadi cara memperkenalkan kekayaan produk lokal Malang kepada tamu dari luar daerah.
Ibu Hj. Hanik juga menyebutkan bahwa masing-masing kelurahan di Kota Malang memiliki potensi khas yang bisa dikembangkan, seperti batik tulis dari Kelurahan Bunul yang menampilkan tema-tema kerajaan kuno. Ia berharap miniatur kota Malang ke depan bisa tercermin melalui karya-karya fashion berbasis budaya lokal.
“Misalnya motif Ijen Boulevard, Tugu, hingga bunga teratai langka di Balai Kota—semua itu sudah mulai kami aplikasikan dalam desain batik dan fashion. ASN di lingkungan Kota Malang pun kini mengenakan motif-motif tersebut sebagai bentuk kebanggaan akan identitas lokal,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Malang yang juga anggota pleno Muslimat NU, Hj. Lathifah Shohib, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Ia berharap duta yang hadir dapat menjadi agen perubahan dalam menyebarluaskan keterampilan ecoprint ke masyarakat luas, khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga.
“Eco print bukan hanya kegiatan kreatif, tetapi punya dampak ekonomi. Dari data Kementerian Ekonomi Kreatif, UMKM telah menyumbang sekitar 31% devisa negara hingga Mei 2025, atau sekitar Rp120 triliun lebih. Ini angka yang sangat luar biasa,” kata Lathifah.
Ia juga menyoroti pentingnya pelatihan produktif seperti ini dalam mendukung peran ganda perempuan. Menurutnya, tidak semua ibu bekerja di luar rumah, namun mereka tetap bisa menghasilkan karya bernilai ekonomi tinggi dari rumah.
Kegiatan ini diinisiasi oleh GOW Kota Malang yang dipimpin oleh Yuni Arni Erik. Ia menjelaskan bahwa pelatihan ecoprint ini merupakan langkah awal dari rangkaian program berkelanjutan. “Setelah pelatihan membuat produk, kami akan memberikan edukasi lanjutan tentang pemasaran produk. Kita tidak ingin pelatihan berhenti di hari ini saja, tetapi menjadi awal dari perjalanan UMKM baru di bidang ecoprinting,” jelas Yuni.
Yuni juga memastikan bahwa hasil-hasil karya dari peserta akan diinventarisasi dan diakomodasi melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang. Produk-produk yang layak akan diikutsertakan dalam berbagai pameran, termasuk event skala nasional seperti di Jakarta Convention Center.
Pelatihan ecoprint ini turut menghadirkan narasumber dari Madukara, salah satu pelaku usaha ecoprint yang telah memiliki pengalaman panjang dalam bidangnya. Kegiatan berlangsung interaktif, di mana peserta tidak hanya mendengarkan teori, tetapi juga langsung mempraktikkan teknik ecoprint menggunakan dedaunan alami.

Baca juga:
Diskon Tiket Pesawat Tak Dongkrak Minat Dadakan
Harapan besar pun muncul dari pelatihan ini. Selain mendukung agenda pelestarian lingkungan, ecoprint juga dinilai mampu meningkatkan perekonomian keluarga. Terlebih, dengan sokongan pemerintah dan jaringan antarorganisasi perempuan, potensi pengembangan ecoprint di Kota Malang dinilai sangat terbuka lebar.
“Intinya, kita memfasilitasi dan mendampingi. Tapi keberlanjutan semua ini ada di tangan para peserta dan organisasi mereka masing-masing,” tutup Hj. Hanik.
Dengan kolaborasi pemerintah, organisasi perempuan, dan pelaku usaha, pelatihan ini menjadi bukti bahwa Kota Malang serius mengangkat potensi lokal yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi. Ecoprint bukan sekadar tren, melainkan gerakan nyata menuju kemandirian dan keberlanjutan. (nid)