KANAL24, Jakarta – Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 3.684,5 GW. Sayangnya pemanfaatan EBT di Indonesia baru sebesar 0,3% dari potensi tersebut atau baru mencapai 10.889 MW.
“Berdasarkan data per September 2021, baru 0,03% dari total potensi EBT yang dimanfaatkan,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, dalam webinar Majalah Sawit Indonesia bertajuk “Menjaga Keberlanjutan Mandatori Biodiesel: Indonesia Menuju B40”, Selasa (30/11/2021).
Arifin menyebut potensi EBT yang dimiliki Indonesia terdiri dari cahaya matahari sebesar 3.929,4 GW, lalu hidro 94,6 GW, kemudian bioenergi 56,9 GW, serta angin 159,4 GW, dan panas bumi 23,7 GW. Ditambah gelombang laut sebesar 59,9 GW.
“Terakhir adalah nuklir di mana Indonesia memiliki potensi uranium 89.483 ton dan thorium 143.234 ton,” ujar Arifin.
Faktanya pemanfaatan EBT di Indonesia masih sangat kecil. Pemanfaatan cahaya matahari baru sebesar 194 MW, lalu hidro 6.432 MW, kemudian bioenergi 1.923 MW, serta angin 154 MW, dan panas bumi 2.186 MW. Terakhir pemanfaatan gelombang laut sebagai sumber energi listrik masih 0.
Arifin mengakui bauran energi primer nasional masih didominasi energi fosil. Pada tahun 2020, batubara masih memimpin pemanfaatan energi nasional sebesar 38,0%. Disusul oleh minyak bumi sebesar 31,6% dan gas alam sebesar 19,2%. “Pemanfaatan EBT baru 11,2%,” ucap Arifin.
Tahun 2025, pemerintah akan meningkatkan penggunaan EBT menjadi 23% dalam bauran energi nasional. Batubara ditargetkan sebesar 30%, minyak bumi ditargetkan sebesar 25%, dan gas alam ditargetkan sebesar 22%.
Arifin mengakui batubara masih mendominasi pangsa pemanfaatan energi nasional. Namun emisi karbon yang dikeluarkan batubara sangat besar. Oleh karena itu pemerintah akan meningkatkan pemanfaatan EBT dan gas bumi sebagai energi bersih. “Sedangkan batubara dan minyak bumi akan dikurangi,” tutup Arifin.(sdk)