KANAL24, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berusaha memacu ekspor dari sektor industri manufaktur, salah satunya melalui industri tekstil, kulit dan alas kaki.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, pada tahun 2018 lalu sektor ini menyumbang devisa negara sebesar USD18,96 miliar atau berkontribusi hingga 10,52 persen dari total ekspor nasional.
Selain itu, sektor yang tergolong padat karya tersebut, telah menyerap tenaga kerja sebanyak 4,65 juta orang. Oleh karena itu, sektor ini perlu untuk terus didukung pengembangannya agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian nasional.
“Industri tekstil, kulit dan alas kaki menjadi sektor yang tertua di Indonesia, yang telah mempunyai struktur yang kuat dari hulu sampai hilir, dan produknya memberikan kontribusi nomor tiga dari seluruh komoditas ekspor kita,” kata Sigit di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Untuk menggenjot daya saing industri tekstil, kulit dan alas kaki di dalam negeri, pihaknya juga berupaya menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Misalnya melalui peluncuran kegiatan pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri serta program Diklat 3 in 1.
“Seiring dengan implementasi industri 4.0, kami juga mendorong pelaku industri kita agar dapat memanfaatkan teknologi modern. Karena dengan restrukturisasi mesin dan peralatan, produksi bisa menjadi lebih efisien,” paparnya.
Sigit menambahkan Kemenperin akan memfasilitasi pelaku industri tekstil, kulit dan alas kaki di dalam negeri untuk ikut serta pada ajang pameran skala internasional, yakni Hannover Messe 2020 di Jerman. Indonesia secara resmi telah terpilih sebagai partner country Hannover Messe 2020. Keikutsertaan Indonesia pada ajang internasional ini diharapkan akan semakin lebar membuka pasar ekspor, sehingga defisit perdagangan bisa lebih ditekan.
Partisipasi pada Hannover Messe 2020 juga diyakini dapat membuka pintu akselerasi adopsi teknologi pada sektor industri tekstil, kulit dan alas kaki sebagai implementasi dari program Making Indonesia 4.0. Di samping itu, diharapkan terjadi kesepakatan investasi dan pengembangan pasar, mengingat Eropa merupakan importir terbesar dunia untuk produk apparel dan alas kaki dari Indonesia.
“Momen Hannover Messe 2020 ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh industri apparel dan alas kaki nasional dan sekaligus memperkenalkan kemampuan pasoknya,” imbuh Sigit. (sdk)