Kanal24, Malang – Meningkatnya tantangan literasi keuangan di tengah derasnya arus digitalisasi dan maraknya praktik investasi ilegal mendorong perlunya edukasi keuangan yang lebih komprehensif di masyarakat. Kondisi tersebut menjadi dasar bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menggencarkan program literasi dan inklusi keuangan secara berkelanjutan.
Melalui program nasional bertajuk Bulan Inklusi Keuangan (BIK), kegiatan ini diharapkan mampu membangun kesadaran masyarakat agar lebih cermat dalam mengelola keuangan, sekaligus memperluas akses terhadap layanan keuangan formal yang aman dan terpercaya.
Sebagai puncak dari rangkaian kegiatan tersebut, digelarlah “Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025” dengan tema Financial Evolution: Perjalanan Menuju Kemandirian Keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang berkolaborasi dengan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) dan berbagai lembaga jasa keuangan lainnya. Acara berlangsung meriah di halaman Balai Kota Malang pada Minggu (26/10/2025), melibatkan ribuan peserta dari pelaku UMKM, lembaga keuangan, hingga masyarakat umum yang antusias mengikuti berbagai kegiatan edukatif dan interaktif.
Baca juga:
Feyzion by Zizi Padukan Wastra dan Limbah Denim Jadi Tren Global

Membangun Kesadaran Finansial Masyarakat
Kepala OJK Malang, Farid Faletehan, menjelaskan bahwa tingkat inklusi keuangan masyarakat Malang saat ini telah mencapai 86 persen dan ditargetkan menembus 90 persen pada akhir tahun 2025. Capaian tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dalam akses terhadap layanan keuangan formal, namun masih perlu diperkuat melalui peningkatan literasi keuangan agar masyarakat mampu memahami produk keuangan secara bijak.
Farid menambahkan, pertumbuhan kredit di wilayah Malang yang mencapai 9,5 persen—lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 7,6 persen—menjadi indikator positif pertumbuhan ekonomi, namun juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan semakin terbukanya akses keuangan, masyarakat dihadapkan pada risiko penipuan digital, investasi bodong, dan pinjaman online ilegal yang kerap merugikan.
Karena itu, melalui BIK 2025 ini, OJK Malang berkomitmen menjadikan literasi keuangan sebagai garda terdepan dalam membangun kesadaran finansial masyarakat agar mampu mengelola keuangan dengan aman dan bertanggung jawab.
Rangkaian Edukasi dan Pemberdayaan di Balai Kota
Acara puncak yang digelar di kawasan Balai Kota Malang dikemas dalam berbagai kegiatan menarik seperti fun walk, zumba bersama, dan financial expo yang menampilkan lebih dari seratus stan dari lembaga jasa keuangan dan pelaku UMKM. Peserta yang hadir dapat mengikuti berbagai zona edukasi bertema pondasi keuangan, pertumbuhan, proteksi, hingga kemandirian finansial, yang menggambarkan tahapan seseorang dalam membangun kemandirian ekonomi.

Ketua Panitia BIK 2025, Samsul Anam, menyampaikan bahwa acara ini diikuti oleh lebih dari 200 lembaga jasa keuangan yang tersebar di Malang Raya, Pasuruan, dan Probolinggo. Keterlibatan pelaku UMKM dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa inklusi keuangan tidak hanya sebatas edukasi, tetapi juga upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.
Selain itu, acara turut menghadirkan hiburan dari artis nasional serta berbagai door prize menarik sebagai bentuk apresiasi bagi masyarakat yang aktif mengikuti kegiatan edukatif. Antusiasme warga terlihat dari padatnya pengunjung sejak pagi hingga sore hari di sepanjang area Balai Kota.
Kolaborasi Pemerintah dan Lembaga Keuangan
Dalam sambutannya, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan bahwa financial evolution yang diangkat dalam tema kegiatan bukan sekadar perubahan produk atau teknologi keuangan, tetapi perubahan pola pikir dan sikap masyarakat dalam mengelola keuangan secara bijak. Menurutnya, edukasi seperti ini penting agar masyarakat tidak mudah tergiur dengan penawaran investasi atau produk keuangan yang tidak masuk akal.

Wahyu juga mengapresiasi kolaborasi antara OJK, FKIJK, lembaga keuangan, dan pemerintah daerah yang berhasil menghadirkan kegiatan yang bersifat edukatif sekaligus memberdayakan. Ia berharap kegiatan semacam ini dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk memahami pentingnya literasi keuangan sekaligus membuka peluang bagi pelaku usaha lokal untuk berkembang.
Sementara itu, Ketua FKIJK Malang Raya Soestyo Priharjanto menambahkan bahwa pihaknya terus berkomitmen menjadi jembatan antara industri jasa keuangan dan masyarakat. Melalui pilar edukasi, pemberdayaan, dan regenerasi, FKIJK berharap literasi keuangan dapat menjadi budaya yang tertanam kuat di tengah masyarakat, termasuk bagi generasi muda yang disiapkan menjadi duta literasi keuangan masa depan.
Menuju Ekosistem Keuangan yang Inklusif dan Aman
Puncak Bulan Inklusi Keuangan 2025 tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momentum strategis untuk memperkuat sinergi antara regulator, pelaku usaha, dan masyarakat dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif, aman, dan berkelanjutan.
Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap produk keuangan formal, diharapkan risiko penipuan dan penyalahgunaan layanan keuangan dapat ditekan. OJK Malang menargetkan agar setiap warga memiliki kemampuan untuk mengatur keuangannya secara mandiri, mulai dari perencanaan hingga perlindungan aset pribadi.
Wali Kota Wahyu Hidayat menutup acara dengan pesan agar literasi keuangan tidak berhenti pada kegiatan seremonial semata. Menurutnya, masyarakat perlu terus didorong untuk aktif belajar dan beradaptasi terhadap perkembangan sistem keuangan yang semakin dinamis.
“Harapan kami, kegiatan ini mampu menjadi langkah nyata menuju masyarakat yang cerdas finansial, mandiri ekonomi, dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya. (nid/yor)










