Kanal24, Malang – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 2025 kelompok 02 di Desa Sumberporong telah sukses melaksanakan program pengajaran terpadu di SDN 01 Sumberporong. Kegiatan berlangsung selama enam hari, 14–19 Juli 2025, dengan menghadirkan tiga materi utama: Bahasa Mandarin, pengenalan Artificial Intelligence (AI), dan sosialisasi bahaya gadget.
Tim mahasiswa yang terdiri dari Daviana Adilsya (Sastra China), Kevin Paruhum Sirait (Teknik Elektro), Vania Anindya Nailah (Hukum), dan Sabrina Fitriani Rambe (Manajemen Perhotelan) ini dibimbing langsung oleh Mokhamad Nur, STP, M.Sc, Ph.D. Program ini selaras dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh).
Baca juga:
Blitar Naik Kelas dalam Inovasi Daerah, Kerja Sama UB Hantarkan Raih IGA 2024
Pembukaan dan Pengajaran Karakter
Hari pertama, Senin (14/7), bertepatan dengan dimulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Mahasiswa MMD UB 02 langsung terjun ke lima kelas, dari kelas 2 hingga 6, untuk memberikan materi pengembangan karakter dan pola pikir positif. Kegiatan dilakukan secara interaktif melalui diskusi, permainan edukatif, dan simulasi sederhana. Antusiasme siswa terlihat jelas dengan suasana belajar yang penuh tawa dan partisipasi aktif.
Daviana memulai sesi Bahasa Mandarin pada hari kedua (15/7) di kelas 5. Menggunakan modul dan panduan cetak, ia mengajarkan cara membaca dan mengucapkan huruf Mandarin, lengkap dengan nada bacanya. Pembelajaran dilanjutkan pada hari keempat (17/7) dengan metode interaktif, pemutaran tayangan edukatif, dan evaluasi tertulis. Tujuannya adalah agar siswa tidak hanya mampu membaca, tetapi juga memahami pesan budaya yang terkandung dalam bahasa tersebut.
Pengenalan AI untuk Anak SD
Hari ketiga (16/7), Kevin mengajarkan materi AI kepada siswa kelas 6. Ia menjelaskan konsep dasar AI, manfaat, risiko, dan cara penggunaannya secara bijak. Siswa juga berkesempatan mencoba teknologi AI melalui perangkat kamera yang telah disiapkan. Di akhir sesi, Kevin memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa, yang disambut dengan rasa ingin tahu tinggi.
Pada hari kelima (18/7), Vania dan Sabrina memberikan penyuluhan hukum terkait bahaya gadget yang berlebihan, keterkaitan dengan UU ITE, serta pentingnya literasi digital. Melalui metode storytelling, Focus Group Discussion (FGD), dan mini games, siswa diajak memahami dampak negatif penggunaan gadget yang tidak bijak. Mereka juga mempraktikkan pencarian literasi digital dari situs dan aplikasi resmi.
Penutupan MPLS yang Penuh Kebersamaan
Hari terakhir (19/7) dimulai dengan senam pagi bersama, diikuti pelepasan pesawat kertas sebagai simbol penutupan MPLS. Sesi makan bersama, permainan interaktif, dan pesan perpisahan dari mahasiswa MMD menutup rangkaian kegiatan.
Baca juga:
Cegah Stunting, KKN FP UB Dorong Desa Bokor Wujudkan Pekarangan Gizi
Selama enam hari, siswa SDN 01 Sumberporong menunjukkan semangat belajar yang luar biasa. Melalui pendekatan pengajaran yang variatif, mulai dari kelas interaktif, tayangan edukatif, praktik teknologi, hingga diskusi kelompok, para siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru tetapi juga pengalaman belajar yang menyenangkan.
Daviana, Kevin, Sabrina, dan Vania berharap bekal ilmu dan nilai yang diberikan dapat memotivasi siswa untuk terus belajar, bijak menggunakan teknologi, dan terbuka pada wawasan budaya di masa depan. (nid)