Kanal24 – Sebagai seorang mahasiswa, tak jarang kita mengkonsumsi minuman berkafein tinggi untuk mendapatkan energi. Tak hanya mahasiswa, pekerja juga sering mengkonsumsi minuman ini untuk meningkatkan konsentrasi atau sekedar mencegah ngantuk. Namun, tahukah kamu pola hidup tersebut bisa menimbulkan gejala baru bagi tubuh?
Semua hal yang dikonsumsi secara berlebihan tentunya tidak baik untuk kesehatan, begitupun dengan kafein. Kafein adalah senyawa yang bekerja untuk menstimulasi kerja otak. Karena itu, kandungan ini sering dikonsumsi oleh banyak orang. Apabila kafein dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, seseorang akan merasa ketergantungan pada setiap aktivitasnya.
Saat bulan puasa, konsumsi kafein umumnya akan berkurang karena waktu makan dan minum terbatas. Keadaan ini akan memunculkan sindrom bagi seseorang yang kecanduan minum kopi, yaitu gejala caffeine withdrawal. Berikut informasi agar kamu kenal lebih jauh apa itu fenomena caffeine withdrawal, bentuk gejala, dan cara mengatasinya di bawah ini!
Mengenal Gejala Caffeine Withdrawal
Caffeine withdrawal merupakan gejala secara klinis dan gangguan fungsi normal yang muncul akibat penarikan dari kafein. Tingkat keparahan gejala bervariasi, dari ringan hingga ekstrim, tergantung dengan dosis harian kafein yang dikonsumsi. Semakin sering seseorang mengkonsumsi kafein atau minum kopi, kemungkinan semakin banyak gejala yang dapat kamu alami.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gejala yang paling sering timbul dari caffeine withdrawal, antara lain sakit kepala sekitar 50%, dan gangguan fungsional lainnya sekitar 13%. Biasanya, gejala baru timbul saat 12 hingga 24 jam setelah penghentian kafein, kemudian memuncak pada 20 sampai 50 jam berikutnya, dan dapat bertahan dua hingga sembilan hari.
Gejala caffeine withdrawal mencakup sakit kepala, kelelahan, penurunan energi/aktivitas, penurunan kewaspadaan, kantuk, penurunan kepuasan, suasana hati tertekan, sulit berkonsentrasi, lekas marah, dan perasaan berkabut/tidak jernih.
Cara Mengatasi Gejala Caffeine Withdrawal
Tidak bisa dipungkiri, jika kamu sudah di fase ketergantungan dengan kafein dan ingin berhenti mengkonsumsinya, gejala caffeine withdrawal tidak bisa dihindari lagi. Namun, jangan putus semangat, berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk melewati masa-masa penyesuaian tersebut.
- Berhenti secara bertahap. Caffeine withdrawal timbul ketika kamu berhenti mengonsumsi kafein secara tiba-tiba. Oleh sebab itu, jangan langsung berhenti. Sebaiknya, kamu bisa mengurangi takaran kopi secara perlahan untuk membiasakan hingga akhirnya tubuh terbiasa dan bisa berhenti sepenuhnya.
- Perbanyak minum air putih. Lebih dari 50% tubuh kita terdiri dari air. Setiap sel, jaringan, dan organ dalam tubuh membutuhkan air agar bisa bekerja dengan baik.Maka dari itu, tubuh sangat bergantung pada cairan untuk tetap menjaga fungsinya.
- Alihkan sumber kafein dengan yang lebih rendah kadar kafeinnya. Jika kamu biasa mengkonsumsi minuman berenergi, alihkan terlebih dahulu dengan kopi. Kalau kamu sering mengkonsumsi kopi, ganti dengan teh.
- Cobalah berolahraga secara rutin untuk meningkatkan produktivitas sebagai pengganti stimulan bagi otak
- Imbangi dengan tidur yang cukup untuk mengurangi rasa lelah dan kantuk berlebih.
Itulah hal-hal yang harus kamu ketahui tentang gejala caffeine withdrawal. Jika kamu mulai merasakan gejala yang disebutkan, mulai lakukan langkah di atas untuk mencegahnya agar tidak bertambah parah. (rbs)