KANAL24, Jakarta – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menetapkan tujuan jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga tiga kali lipat dengan memperluas operasi ke Kalimantan. Holding BUMN pertambangan ini berupaya memanfaatkan cadangan bauksit yang melimpah di kawasan itu.
Inalum berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 750.000 ton dengan membangun pabrik peleburan berkapasitas 500.000 ton di Kalimantan bagian Utara. Direktur Pelaksana Inalum Oggy Achmad Kosasih mengatakan, perluasan ke Kalimantan diperlukan karena kendala pasokan listrik membatasi ekspansi satu-satunya fasilitas produksi di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Oggy mengatakan, pabrik peleburan yang ada sangat bergantung pada pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga air yang hanya dapat menyediakan daya untuk mengolah 250.000 ton aluminium per tahun. Perusahaan berusaha untuk meningkatkan produksi menjadi 300.000 ton dengan menambah jumlah tungku peleburan.
Upaya ekspansi Inalum, sejalan dengan tujuan Presiden Joko Widodo untuk menggeser posisi Indonesia sebagai pengekspor mineral mentah menjadi produsen utama logam olahan. Ekspansi Inalum ke Kalimantan juga akan membantu mengurangi biaya bahan baku karena Kalimantan adalah daerah penghasil bauksit terbaik di Indonesia.
“Meningkatkan kapasitas produksi tidak akan berarti apa-apa jika kita tidak memangkas biaya dari sisi produksi dan sumber bahan baku,” kata Oggy.
Inalum dan PT Aneka Tambang (ANTM) juga akan membangun fasilitas pengolahan berkapasitas 1 juta ton di Kalimantan untuk memproses bauksit menjadi alumina, yang diharapkan akan memulai produksi pada awal 2022. Menurut Oggry, keberadaan fasilitas pengolahan tersebut pada akhirnya akan menghasilkan 2 juta ton bahan baku untuk aluminium.
Pada Juli lalu, Inalum yang juga memiliki saham mayoritas di PT Bukit Asam (PTBA) dan penambang timah PT Timah (TINS) mengatakan telah mengalokasikan USD10 miliar selama lima tahun ke depan untuk mengembangkan fasilitas pengolahan dan pabrik peleburan. (sdk)