Kanal24, Malang – Prestasi membanggakan telah diraih oleh Tim Apatte Elang Energi Universitas Brawijaya dalam ajang Shell Eco-Marathon Asia Pasifik Timur Tengah 2025 yang berlangsung di Losail International Circuit, Doha, Qatar pada 8-12 Februari 2025. Tim ini berhasil membawa pulang tiga penghargaan bergengsi, yakni Juara 1 Regional Championship, Juara 2 Kategori Urban Electric, dan Juara 2 Safety Award. Namun, di balik prestasi gemilang tersebut, perjalanan Tim Apatte dalam kompetisi ini tidak lepas dari tantangan teknis dan keterbatasan sumber daya yang mereka hadapi.
Menurut Waru Djuriatno, ST., M.T., selaku dosen pembimbing teknikal Tim Apatte, sebenarnya kekuatan utama tim ini terletak pada mobil prototipe yang mereka kembangkan. Namun, sayangnya, dalam ajang kali ini, mobil prototipe mengalami kendala teknis yang sangat fatal sehingga tidak dapat menyelesaikan perlombaan.
Di sisi lain, kategori Urban Concept Electric menampilkan performa yang mengesankan. Waru menjelaskan bahwa keunggulan mobil Urban Concept terletak pada keseimbangan di berbagai aspek, mulai dari aerodinamika, sistem penggerak, hingga strategi perlombaan yang matang. Kombinasi dari ketiga faktor ini membuat kendaraan mampu bersaing dengan tim-tim terbaik dari berbagai negara.

Sebagai tim riset dan inovasi, Tim Apatte Elang Energi tidak hanya berfokus pada kompetisi, tetapi juga pada pengembangan teknologi kendaraan hemat energi untuk masa depan. Waru Djuriatno mengungkapkan bahwa prototipe mobil mereka menggunakan teknologi fuel cell berbasis hidrogen. Oleh karena itu, pengembangan selanjutnya akan difokuskan pada peningkatan efisiensi penggunaan hidrogen sebagai sumber energi.
Sementara itu, untuk kategori Urban Concept Electric, penggerak utama kendaraan masih berbasis baterai. Tim berencana melakukan berbagai perbaikan, termasuk penggunaan motor listrik dengan efisiensi lebih tinggi serta kontroler yang lebih canggih untuk meningkatkan performa dan efisiensi daya.
Dalam hal hilirisasi teknologi, Waru menekankan bahwa aspek yang paling memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut bukanlah kendaraan secara keseluruhan, melainkan teknologi yang terdapat di dalamnya. Fokus utama pengembangan ke depan adalah pada teknologi penyimpanan energi, seperti baterai dan superkapasitor, serta sistem power electronics yang lebih efisien.
“Di pengembangan ke depan, kita bisa bergerak di beberapa hal, yang pertama adalah teknologi penyimpanan energi, seperti baterai dan superkapasitor. Itu punya peluang besar untuk kita kembangkan, begitu pula dengan teknologi power elektroniknya,” ujarnya.
Meskipun telah mencatat prestasi membanggakan, perjalanan Tim Apatte Elang Energi tidak selalu mulus. Ajufri Nurraihan, General Manager Tim Apatte, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah terbatasnya pendanaan untuk mendukung riset dan eksplorasi lebih lanjut.
“Kami ingin membuat mobil sehemat mungkin yang nantinya bisa diterapkan di masa depan. Namun, tantangan terbesar kami adalah dari segi pendanaan. Kami masih terbatas dalam melakukan eksplorasi lebih lanjut terhadap riset yang kami inginkan,” ungkap Ajufri.
Selain itu, keterbatasan fasilitas laboratorium juga menjadi kendala lain dalam pengembangan teknologi kendaraan hemat energi. Infrastruktur yang belum sepenuhnya mendukung membuat tim harus bekerja lebih keras dalam menyempurnakan desain dan inovasi mereka.

Masa Depan Apatte Elang Energi
Keberhasilan di ajang Shell Eco-Marathon 2025 menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia mampu bersaing di tingkat internasional. Tim Apatte Elang Energi berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi kendaraan hemat energi dan berpartisipasi dalam kompetisi global lainnya.
“Pencapaian ini semoga dapat menginspirasi lebih banyak mahasiswa Indonesia untuk terus berinovasi dan membawa nama bangsa ke panggung dunia,” tambah Ajufri.
Ke depan, dukungan dari berbagai pihak, baik dari universitas maupun industri, akan sangat berperan dalam membantu tim ini mengatasi kendala yang ada dan membawa inovasi mereka ke tingkat yang lebih tinggi. (fan)