KANAL24, Jakarta – Di tengah banjir protes atas keputusan pemerintah memperpanjang kontraktor lama pada Blok Corridor, PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengelola blok tersebut. Meski saat ini hak partisipasi atau participating interest (PI) Pertamina hanya 30 persen pada Blok tersebut, namun BUMN Migas ini menyatakan kesanggupannya apabila hak PI-nya ditambah.
Seperti diketahui, bahwa Blok Corridor tersebut kembali jatuh hak kelolaannya kepada ConocoPhilips selama 17 tahun mendatang. Sementara PI dari Pertamina naik dari sebelumnya 10 persen menjadi 30 persen.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menyatakan Pertamina melalui anak usahanya Pertamina Hulu Energi Corridor siap melaksanakan komitmennya meski hanya mendapat jatah 30 persen. Hak partisipasi tersebut akan dimulai setelah tahun 2023. Dikatakannya, Pertamina menegaskan siap menjadi operator Blok ini pada 2026 mendatang atau tiga tahun setelah kontrak berjalan di Blok Corridor.
“Peningkatan hak PI bagi Pertamina merupakan hal positif. Kami percaya Pemerintah telah melakukan pertimbangan yang mendalam yang baik bagi semua pihak, dan Pertamina segera mempersiapkan berbagai strategi dan langkah untuk menjadi operator Blok Corridor pada tahun 2026 hingga kontrak selesai pada tahun 2043,” ujar Fajriyah di Jakarta, Senin (29/7/2019)
Kontrak bagi hasil Blok Corridor, lanjut Fajriyah akan berlaku 20 tahun, efektif sejak 20 Desember 2023 dengan menggunakan skema gross split. Pada 3 tahun pertama, operatornya adalah Conoco Philips dan selama 17 tahun berikutnya menjadi hak Pertamina untuk mengelola Blok Corridor. Sebagai BUMN , Pertamina juga mendukung keterlibatan BUMD yang akan mendapat penawaran hak PI 10 persen.
Blok yang terletak di Banyuasin, Sumatera Selatan ini tercatat memiliki cadangan gas nomor tiga terbesar di Indonesia dimana produksi gasnya berkontribusi hingga 17 persen dari total produksi gas nasional. Perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan komitmen kerja pasti (KKP) lima tahun pertama sebesar USD250 juta dan bonus tanda tangan (signature bonus) sebesar USD250 juta.
“Kami optimis mengelola Blok Corridor, ini sangat strategis karena nantinya akan terintegrasi dengan Blok Rokan yang dikelola Pertamina pada 2021 dan Kilang Dumai di Riau,” imbuh Fajriyah. (sdk)