KANAL24, Malang – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (BEM FP UB) meluncurkan pembukaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) di Balai Kelurahan Losari Kecamatan Singosari, Sabtu 19 Juli 2025.
Program bertajuk Swakarsa Lestari: Pemberdayaan dan Konservasi Berkelanjutan Tanaman Obat Keluarga Melalui Pendekatan Ekonomi Sirkular Guna Mewujudkan Kelurahan Losari Pusat Konservasi TOGA ini hadir membawa visi membangun masyarakat yang mandiri dan berdaya melalui pengelolaan potensi lokal secara berkelanjutan.
Pembukaan dihadiri oleh Wawan Sudarmono, S.AP. selaku Lurah Kelurahan Losari, Dwi Retno Ningsih, S.P., M.P. selaku Staf Ahli Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, serta perwakilan dari tim PPMPD (Program Pengembangan Mahasiswa Pembina Desa) Universitas Brawijaya. Tidak ketinggalan perangkat Kelurahan Losari, perwakilan ibu-ibu PKK, Karang Taruna, kelompok tani Tentrem, pengusaha TOGA lokal, serta tim pelaksana yang terdiri dari 15 mahasiswa BEM FP UB, didampingi oleh dosen pembimbing Imaniar Ilmi Pariasa, S.P., M.P., MBA.
Lurah Losari Wawan Sudarmono, S.AP. menyampaikan apresiasi dan harapannya terhadap keberlangsungan program ini.
“Kami menyambut baik kehadiran program Swakarsa Lestari karena selaras dengan potensi dan kebutuhan masyarakat. Harapannya, melalui PPK Ormawa ini, Kelurahan Losari dapat semakin maju, terutama dalam pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) yang membawa manfaat langsung bagi kesehatan dan ekonomi warga,” ujarnya.
Kehadiran Dwi Retno Ningsih menunjukkan dukungan penuh Fakultas Pertanian UB terhadap penguatan kapasitas mahasiswa melalui pengabdian berbasis potensi lokal.

Gilberth Ketua Pelaksana PPK Ormawa BEM FP UB, menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat masyarakat dan dukungan dari semua pihak.
“Lewat program ini, kami para mahasiswa tidak hanya datang untuk menjalankan program, tapi juga untuk belajar bersama masyarakat. Harapannya, TOGA tidak hanya menjadi simbol pelestarian, tapi juga solusi kesehatan dan penguatan ekonomi rumah tangga,” ungkapnya.
Secara bertahap, kegiatan Swakarsa Lestari akan mengimplementasikan berbagai bentuk kegiatan seperti pemetaan biodiversitas TOGA, pembentukan kelompok konservasi, pelatihan budidaya dan diversifikasi olahan TOGA, hingga pelatihan pemasaran produk herbal. Tidak hanya itu, program ini juga menghasilkan luaran konkret berupa terbentuknya 2 lahan TOGA, 125 rumah partisipan budidaya, pembangunan kafe jamu, serta hadirnya alat produksi seperti mesin pencacah dan pengering herbal untuk mendukung pengolahan produk TOGA yang bernilai jual tinggi seperti lilin aromaterapi, serbuk rimpang, hingga puding herbal.
“Kami sudah merancang beberapa program bersama warga yang berkaitan dengan pertanian berkelanjutan dan memiliki nilai ekonomi,” lanjut Gilbert.
Dengan dukungan dari mitra program Swakarsa Lestari optimis mampu mewujudkan Kelurahan Losari sebagai pusat konservasi TOGA berbasis ekonomi sirkular dan mandiri. Sebagai bentuk komitmen jangka panjang, kegiatan ini turut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding / MoU) antara tim PPK Ormawa BEM FP UB dengan Kelurahan Losari yang berlaku selama dua tahun kedepan. Penandatanganan ini menjadi pijakan strategis dalam menjamin keberlanjutan program konservasi dan pemberdayaan. Selain itu, secara simbolis dilakukan pula pemberian bibit. Dengan pendekatan kolaboratif dan metode partisipatif, PPK Ormawa Swakarsa Lestari diharapkan dapat menjadi pondasi dalam mewujudkan Kelurahan Losari sebagai pusat konservasi TOGA berbasis ekonomi sirkular dan kemandirian masyarakat.(sdk)