Kanal24, Batu – Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB) bersama Kelompok Tani Abinaya Millenial menggelar Farm Field Day (FFD) di Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada Kamis (19/10/2023).
FFD ini merupakan rangkaian puncak dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat Departemen HPT FPUB bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta UPT Proteksi Tanaman Provinsi Jawa Timur (Jatim) dalam bentuk Sekolah Lapang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (SL-PHT) pada tanaman sawi box/putih kepada Kelompok Tani Abinaya Milenial.
Melalui program Sekolah Lapang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (SL PHT), Tim Dosen HPT Prof. Abdul Latief Abadi, Luqman Qurata Aini, Ph.D dan Muh Akhid Syibli, Ph.D. bersama Mochamat Nurhadi dari POPT wilayah Batu membantu petani setempat mengatasi serangan penyakit akar gada pada tanaman sawi box/sawi putih menggunakan teknik partisipatory extension
Kegiatan yang telah dimulai sejak Juli-Oktober 2023 ini bertujuan untuk memaparkan hasil capaian kegiatan SL-PHT pada tanaman sawi box/putih dan menyusun rencana tindak lanjut program pemberdayaan petani milenial di Kawasan Sumber Brantas, Kota Batu.
Sementara itu, acara FFD yang diikuti oleh para petani di Sumber Brantas ini dihadiri oleh pejabat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Pejabat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, POPT se Malang Raya, Kepala Kecamatan Bumiaji, Pejabat Desa Sumber Brantas serta seluruh Kelompok Tani di Sumber Brantas. Kegiatan ini sebagai wadah silaturahmi bagi para pemangku kebijakan pada bidang pertanian.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Kota Batu, Heru Yulianto dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menginisiasi agar pemuda mau menjadi penerus bagi perkembangan pertanian dengan memfasilitasi menjadi Petani Milenial karena saat ini anak muda enggan menekuni bidang pertanian.
“Saya berharap dengan kegiatan SL PHT ini anak-anak muda dengan pendampingan akademisi menjadi tertarik dengan dunia pertanian dengan membuka wawasan mereka bahwa dunia pertanian itu tidak seperti yang mereka bayangkan dengan bantuan teknologi dan temuan baru,” kata Heru.
Heru juga menambahkan bahwa kegiatan pengembangan pertanian dengan menggunakan teknologi dan temuan baru dalam pertanian, khususnya kepada para petani milenial harus terus dikembangkan dan diperluas agar pertanian dapat terus berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua UPT Proteksi Tanaman Provinsi Jatim, Puji Sanyata menambahkan dalam sambutannya bahwa Provinsi Jatim berperan penting dalam upaya program ketahanan pangan nasional yang terbukti dengan banyaknya komoditas hasil Pertanian Jatim yang menjadi peringkat pertama yang dihasilkan dalam skala nasional, dan mengapresiasi kegiatan yang telah dilaksanakan oleh HPT FP UB dan POPT Wilayah Bumiaji, Batu.
“Tim telah sukses melaksanakan SL-PHT untuk meningkatkan kualitas hasil panen dengan mengurangi penggunaan pestisida,” ujar Puji.
Pada kegiatan ini, Kelompok Tani Abinaya memaparkan hasil pelatihan dan praktik mereka selama kegiatan SL-PHT. Diantaranya keberhasilan dalam mengelola agroekosistem yang lebih murah dan memperoleh hasil produksi sawi box yang lebih tinggi. Selain itu, mereka memamerkan produk hasil kegiatan SL-PHT berupa bibit sehat, kompos, pupuk organik cair, mikoriza, pestisida nabati, silika cair dan hasil olahan pertanian.
Acara ini juga sebagai sarana transfer informasi teknologi pertanian ramah lingkungan serta salah satu langkah penting dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya dalam hal pengelolaan hama dan penyakit yang seringkali menjadi tantangan serius dalam usaha pertanian di Kawasan Sumber Brantas khususnya pada budidaya sawi box.
Sekolah lapang ini akan memberikan wawasan mendalam tentang berbagai strategi dan teknik yang dapat digunakan untuk mengelola hama dan penyakit secara efektif, sambil tetap menjaga lingkungan dan kesehatan petani serta merubah perilaku petani untuk mengurangi penggunaan produk berbahan kimia sintetis. Kolaborasi antar pemangku kebijakan akan membawa manfaat jangka panjang bagi sektor pertanian, serta akan membantu petani mencapai hasil yang lebih baik dalam usaha pertanian. (zma/nid)