Kanal24, Malang – Meningkatnya angka percobaan bunuh diri di Kota Malang dalam beberapa waktu terakhir menjadi perhatian serius sejumlah pihak, termasuk Yayasan Mahargijono Scutzenberger. Menanggapi kondisi ini, yayasan yang bergerak dalam isu kesehatan mental tersebut menginisiasi layanan Pojok Curhat—sebuah ruang konseling awal bagi masyarakat, terutama yang memiliki kecenderungan untuk mengakhiri hidup.
Layanan Pojok Curhat resmi dibuka pada Senin (07/07/2025) di lantai 4 Coworking Space 1 Malang Creative Center (MCC), sebagai bagian dari program Indonesia Sehat Jiwa. Program ini digagas oleh Ketua Yayasan HG Jono, Sofia Ambarini, S.Kom., M.M., yang prihatin terhadap fenomena krisis mental di kalangan masyarakat urban, khususnya generasi muda.
Baca juga:
Enam Pengaturan One UI 7 Samsung yang Perlu Diubah Sekarang!
“Banyak kasus bunuh diri dan percobaannya terjadi di Kota Malang akhir-akhir ini. Kami ingin hadir sebagai garda depan yang bisa menjadi tempat pertama bagi mereka yang ingin bercerita sebelum ke profesional,” jelas Christo Tulung, Koordinator Pojok Curhat di MCC yang juga menjabat sebagai Ketua Divisi Gen Z, Milenial, dan Disabilitas Yayasan HG Jono.
Layanan Gratis, Akses Mudah
Christo menegaskan bahwa layanan Pojok Curhat bukan untuk menggantikan peran psikolog atau psikiater, melainkan sebagai tahap awal berupa assessment dan pendampingan awal bagi individu yang merasa butuh teman bicara atau tempat mencurahkan perasaan. “Kami di sini sebagai jembatan. Kalau memang klien butuh perawatan lanjutan, kami bantu arahkan ke profesional,” tambahnya.
Layanan ini terbuka untuk umum, tanpa biaya, dan dapat diakses setiap hari Senin dan Kamis pukul 10.00–19.00 WIB. Pojok Curhat menjadi kolaborasi antara Yayasan HG Jono, Malang Creative Center, dan komunitas sosial LENSOS (Lembaga Sosial Solutif). Kehadiran ruang ini disambut baik oleh berbagai kalangan karena mampu menjangkau mereka yang mungkin enggan atau takut datang langsung ke lembaga kesehatan mental formal.
Fokus Pencegahan Bunuh Diri
Salah satu aspek terpenting dari program ini adalah orientasi pencegahan bunuh diri. Menurut Christo, target utama adalah individu yang menunjukkan gejala atau kecenderungan ingin mengakhiri hidup. Oleh karena itu, pendampingan awal dan empati menjadi prioritas dalam pendekatan layanan Pojok Curhat.
“Indonesia Sehat Jiwa memang lahir sebagai gerakan untuk pencegahan bunuh diri. Jadi Pojok Curhat ini adalah salah satu bentuk konkret kami untuk melayani masyarakat yang berada dalam kondisi rentan tersebut,” katanya.

Layanan Terintegrasi
Ke depan, Yayasan HG Jono tidak ingin layanan ini berhenti sebagai program musiman. Christo menegaskan bahwa misi utama mereka adalah membangun layanan jangka panjang yang terintegrasi dengan profesional kesehatan mental, baik di Malang maupun di daerah lain di Indonesia.
“Kami ingin lebih banyak profesional dan komunitas yang tergabung untuk bersama-sama menanggulangi isu ini. Harapannya, layanan seperti Pojok Curhat bisa hadir tidak hanya di MCC, tapi juga di kota-kota lain,” tuturnya.
Yayasan juga terbuka untuk kolaborasi dengan pihak kampus, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat yang peduli dengan isu kesehatan jiwa, terutama dalam membangun sistem pendampingan yang lebih solid dan berkelanjutan.
Baca juga:
Olahraga Rutin Picu Produksi Melatonin, Bantu Tidur Lebih Nyenyak
Menjadi Teman yang Didengar
Pojok Curhat hadir bukan untuk memberikan diagnosis, tetapi menjadi teman yang mendengar. Dalam dunia yang penuh tekanan sosial dan ketidakpastian, kehadiran ruang seperti ini memberi harapan dan kelegaan bagi mereka yang hanya ingin didengar tanpa dihakimi.
Dengan membuka akses, membangun empati, dan menghubungkan masyarakat kepada bantuan yang tepat, Pojok Curhat menegaskan peran pentingnya dalam ekosistem kesehatan jiwa lokal. Karena terkadang, langkah awal penyelamatan hidup dimulai dari sebuah percakapan yang tulus. (nid/dpa)