Kanal24, Malang – Meningkatnya kasus percobaan bunuh diri di Kota Malang dalam beberapa waktu terakhir menjadi sorotan serius berbagai pihak. Sebagai respons atas fenomena tersebut, Yayasan Mahargijono Scutzenberger merilis inisiatif layanan konseling awal bertajuk Pojok Curhat, sebagai bagian dari program Indonesia Sehat Jiwa. Hal ini disampaikan oleh Cristo Tulung, Koordinator Pojok Curhat MCC dan Ketua Divisi Gen Z, Milenial, dan Disabilitas Yayasan Mahargijono Scutzenberger pada Senin (07/07/2025) kepada Kanal24.
Layanan Pojok Curhat resmi diluncurkan pada Kamis (17/04/2025) dan berlokasi di lantai 4 Coworking Space 1 Malang Creative Center (MCC). Program ini diinisiasi oleh Ketua Yayasan Mahar, Sofia Ambarini, S.Kom., M.M., yang prihatin terhadap tingginya krisis kesehatan mental di masyarakat perkotaan, terutama di kalangan anak muda.
Baca juga:
Enam Pengaturan One UI 7 Samsung yang Perlu Diubah Sekarang!
“Banyak kasus bunuh diri dan percobaannya terjadi di Kota Malang akhir-akhir ini. Kami ingin hadir sebagai garda depan, menjadi tempat pertama untuk mereka yang ingin bercerita sebelum ke tenaga profesional,” ujar Christo
Layanan Gratis dan Terbuka untuk Umum
Christo menekankan bahwa Pojok Curhat bukanlah pengganti psikolog atau psikiater, melainkan berfungsi sebagai tahap awal bagi mereka yang butuh tempat aman untuk menyampaikan keluh kesah. Tim pendamping akan melakukan asesmen dasar dan, bila diperlukan, mengarahkan klien ke tenaga profesional.
Layanan ini tidak dipungut biaya dan terbuka untuk masyarakat umum setiap hari Senin dan Kamis pukul 10.00–19.00 WIB. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Yayasan Mahar, Malang Creative Center, dan komunitas sosial LINKSOS (Lingkar Sosial) Malang.
Kehadiran ruang konseling ini disambut antusias oleh masyarakat karena menjangkau mereka yang enggan atau takut mendatangi layanan kesehatan mental formal.
Fokus pada Pencegahan Bunuh Diri
Sebagai program yang mengedepankan upaya preventif, Pojok Curhat memiliki misi utama untuk mencegah kasus bunuh diri. Sasaran utama program adalah individu yang menunjukkan gejala krisis emosional dan cenderung ingin mengakhiri hidup.
“Indonesia Sehat Jiwa memang kami gagas untuk fokus pada pencegahan bunuh diri. Pojok Curhat adalah wujud konkret dari komitmen kami,” tambah Christo.

Menuju Layanan Jangka Panjang
Tidak ingin berhenti pada inisiatif sementara, Yayasan Mahargijono Scutzenberger menargetkan agar Pojok Curhat dapat berkembang menjadi layanan jangka panjang yang terintegrasi dengan dukungan tenaga profesional serta jejaring komunitas.
“Kami ingin memperluas jangkauan dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk kampus, pemerintah, dan lembaga sosial, agar sistem pendampingan ini bisa berkelanjutan. Harapannya, layanan serupa bisa hadir di kota-kota lain,” ujar Christo.
Baca juga:
Olahraga Rutin Picu Produksi Melatonin, Bantu Tidur Lebih Nyenyak
Menjadi Teman yang Mau Mendengar
Lebih dari sekadar ruang konseling, Pojok Curhat hadir sebagai tempat aman yang menumbuhkan rasa empati dan keterhubungan. Layanan ini tidak memberikan diagnosis, melainkan menjadi “teman yang mau mendengar” tanpa menghakimi.
Dalam dunia yang penuh tekanan dan ketidakpastian, Pojok Curhat menawarkan secercah harapan: sebuah ruang untuk berbicara, didengar, dan dipahami—yang bisa menjadi langkah awal menyelamatkan satu kehidupan. (nid/dpa)