KANAL24, Malang – Mempresentasikan tentang ekosistem Blue Carbon di Indonesia, membawa Putra Malik Akbar, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK UB) berhasil menjuarai Fisheries Competition Education Festival (FISIONTICAL) 2020 yang diadakan di Sekolah Tinggi Perikanan (16/2/2020).
Kepada kanal24.co.id, Putra menceritakan tentang melimpahnya ekosistem Blue Carbon yang dapat mendorong konsep Blue Economy di Indonesia. Blue carbon adalah karbon yang diserap ekosistem pantai dan laut. Sedangkan blue economy adalah pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut yang berkelanjutan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Berdasarkan data dari LIPI tahun 2019 dan DKP tahun 2017, sumber blue carbon di Indonesia seperti ekosistem fitoplankton 36,1 juta ton/tahun, ekosistem terumbu karang 65,7 juta ton/tahun, ekosistem lamun 50,3 juta ton/tahun, dan ekosistem mangrove 67,7 juta ton/tahun. Total keseluruhan kemampuan blue carbon di Indonesia sebesar 219,8 juta ton/tahun,” ujar Putra.
Lanjutnya, potensi blue carbon ini dapat diimplementasikan melalui 2 cara, yakni implementasi dalam negeri dan internasional. Implementasi dalam negeri, melalui program ekosistem laut, diving spot, sustainable aquaculture, silvo fisheries, dan mengintegrasikan zona-zona pesisir. Lalu, untuk implementasi internasional melalui pendekatan perjanjian Paris dengan perjanjian kerja sama internasional untuk mengawal reduksi emisi karbon dioksida.
Mahasiswa ilmu kelautan tersebut menjadi juara 1 pada kategori infografis dengan menampilkan potensi blue carbon yang ada di Indonesia. Ia berharap, hasil yang didapatkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia bahwa potensi laut yang dimiliki sangat besar dan sudah sepatutnya untuk dilestarikan.(meg)