Kanal24, Malang — Penyakit autoimun menjadi sorotan dalam talkshow kesehatan yang digelar oleh Persada Hospital pada Rabu (28/05/2025). Acara edukatif ini menghadirkan Prof. Dr. dr. Handono Kalim, Sp.PD-KR, sebagai pemateri utama. Dalam pemaparannya, Prof. Handono menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap penyakit autoimun yang seringkali disalahartikan sebagai kondisi medis umum lainnya.
Menurutnya, sistem imun tubuh manusia sejatinya berfungsi sebagai pelindung dari berbagai ancaman luar seperti virus dan bakteri. Namun, dalam kasus autoimun, sistem tersebut mengalami ‘penyelewengan’, di mana sistem imun justru menyerang jaringan tubuh yang sehat. Kondisi ini dapat dipicu oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan seperti gaya hidup tidak sehat, merokok, paparan sinar matahari berlebih, kekurangan vitamin D, hingga infeksi virus berulang.
Baca juga:
TKDN Terancam Dicabut, Industri Alat Kesehatan Indonesia Cemas

“Pasien autoimun seringkali datang dalam kondisi sudah cukup parah karena tidak mengenali gejala-gejala awal. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi sangat penting. Pasien harus menjadi ‘dokter’ bagi dirinya sendiri,” ujar Prof. Handono.
Gejala autoimun dikenal sangat beragam—dari keluhan kulit, sendi, pencernaan, hingga gangguan hormonal—sehingga sering dijuluki sebagai “penyakit dengan seribu wajah”. Maka dari itu, kesadaran dan edukasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan kewaspadaan terhadap gejala-gejala yang mencurigakan.
Prof. Handono juga menekankan bahwa pengobatan autoimun tidak semata-mata bergantung pada obat-obatan. Pendekatan non-farmakologis seperti manajemen stres, pola makan sehat, dan olahraga teratur menjadi kunci utama dalam menjaga kualitas hidup penderita. “Pasien perlu memahami penyakitnya, mengenali kapan kambuh, dan bagaimana mengelolanya. Ini tentang hidup berdampingan, bukan mengharapkan sembuh total, melainkan mencapai remisi,” paparnya.
Baca juga : Persada Hospital Edukasi Publik Tentang Penyakit Autoimun
Wanita usia subur (sekitar 17–30 tahun) menjadi kelompok yang paling rentan terkena autoimun. Hal ini diduga berkaitan dengan kadar hormon estrogen yang tinggi serta berbagai perubahan biologis yang dialami pada fase tersebut. Namun, Prof. Handono mengingatkan bahwa anak-anak dan orang lanjut usia juga tetap memiliki risiko.
Dalam talkshow tersebut, Persada Hospital juga memperkenalkan layanan deteksi dini autoimun yang telah tersedia dengan harga yang terjangkau, sekitar dua jutaan rupiah. Paket ini mencakup pemeriksaan laboratorium seperti darah lengkap, LED (laju endap darah), CRP (C-reactive protein), ANA (antinuclear antibody), dan Rheumatoid Factor. Konsultasi juga tersedia dengan dokter spesialis konsultan berpengalaman, termasuk Prof. Handono sendiri.
Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit, menegaskan bahwa pihak rumah sakit berkomitmen untuk terus menyebarkan edukasi seputar autoimun kepada masyarakat, baik melalui talkshow, media sosial, komunitas, hingga layanan langsung di lingkungan RT, RW, hingga kelurahan. “Kami ingin masyarakat mendapatkan wawasan yang benar dan tidak lagi ragu untuk melakukan deteksi dini,” jelasnya.
Baca juga:
Manfaat Naik Turun Tangga Setiap Hari Bagi Kesehatan
Talkshow ini juga menjadi bagian dari kampanye kesehatan jangka panjang Persada Hospital, yang mengusung layanan medis terpadu dan personal dengan suasana “Feels Like Home”, dilengkapi fasilitas modern dan pelayanan yang cepat serta ramah.
Dengan edukasi yang masif dan dukungan fasilitas yang memadai, Persada Hospital berharap dapat menjadi pusat referensi bagi masyarakat dalam penanganan penyakit autoimun secara komprehensif. Masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut atau mendaftar pemeriksaan autoimun dapat menghubungi hotline Persada Hospital di 0811-3058-8585.
Melalui pemahaman sejak dini dan semangat hidup positif, penderita autoimun diharapkan dapat tetap menjalani hidup yang sehat, produktif, dan bermakna. (nid/bel)