Kanal24, Malang – Pendidikan karakter harus menjadi landasan utama dalam membangun sumber daya manusia yang unggul. Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Drs. Muhadjir Effendy. M.A.P. membahas arah kebijakan pendidikan di Indonesia. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia yang unggul tidak hanya bergantung pada aspek akademik, tetapi juga pada penguatan karakter.
Pendidikan karakter, menurutnya, harus diterapkan sejak dini melalui berbagai metode seperti pembiasaan, keteladanan, dan pemberian nasihat yang membentuk nilai-nilai kebaikan, kebenaran, serta pemahaman akan makna keindahan dalam kehidupan Kamis (13/02/2025).
“Sopan santun dan rendah hati adalah bagian dari seni keindahan dalam kehidupan. Jika kita mampu memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai ini, maka masyarakat akan hidup dengan lebih harmonis,” ujar Prof. Muhajir dalam pengukuhan tersebut.
Baca juga : Prof. Muhadjir Sampaikan Refleksi Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045
Lebih lanjut, Prof. Muhajir menyampaikan pandangannya mengenai metode pembelajaran di sekolah. Ia mengusulkan agar sistem pendidikan kembali mengadopsi metode tradisional dalam proses belajar mengajar. Ia menekankan pentingnya menulis dan menghitung dengan tangan sebagai bagian dari latihan motorik yang berpengaruh terhadap perkembangan otak anak.
“Di beberapa negara maju, mereka mulai kembali ke metode belajar tradisional untuk melatih otot-otot halus anak agar tidak mengalami keterkejutan akibat ketergantungan teknologi sejak dini,” jelasnya. Ia menyoroti bahwa jika anak-anak terus-menerus menggunakan perangkat teknologi tanpa adanya kontrol, maka perkembangan otot halus yang seharusnya dioptimalkan melalui kegiatan manual bisa terganggu.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Muhajir juga menanggapi dinamika pergantian kepemimpinan di Kementerian Pendidikan. Ia mengungkapkan bahwa kebijakan pendidikan harus memiliki kesinambungan dan tidak sekadar berubah setiap kali ada pergantian menteri. Namun, ia juga menilai bahwa perubahan kebijakan adalah hal yang wajar selama bertujuan untuk menyempurnakan sistem yang telah ada.
“Setiap kebijakan pasti memiliki konsekuensi, baik yang diharapkan maupun yang tidak diinginkan. Tugas pejabat baru adalah memastikan bahwa kebijakan yang diambil dapat membawa perbaikan dan penyempurnaan. Jika tidak boleh ada perubahan, lalu untuk apa ada pergantian menteri? Yang terpenting adalah adanya kesinambungan dalam kebijakan,” tegasnya.
Menutup pidatonya, Prof. Muhajir kembali menegaskan harapannya terhadap pendidikan di Indonesia. Baginya, pendidikan karakter harus menjadi prioritas utama, terutama pada jenjang usia dini hingga pendidikan dasar.
“Anak-anak harus diajarkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran agar mereka tumbuh menjadi individu yang santun, peduli, dan memiliki empati tinggi. Saya yakin bahwa semakin besar porsi pendidikan karakter dalam kurikulum, semakin baik kualitas generasi mendatang,” pungkasnya.
Dengan pemikirannya yang visioner, Prof. Muhajir menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga tentang membentuk manusia yang berkarakter. Upaya ini, menurutnya, merupakan kunci bagi kemajuan bangsa yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila serta budaya yang luhur. (fan)