KANAL24, Malang – Untuk mencapai target Indikator Kinerja Utama Universitas Brawijaya (UB), khususnya terkait jumlah dosen yang bekerja di Luar Kampus dalam dan Luar Negeri serta jumlah praktisi yang mengajar di dalam kampus, serta untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi UB sebagai bagian dari transfer knowledge dengan organisasi mitra kerja sama maka Universitas Brawijaya mengadakan Program Dosen Berkarya (Dokar). Tim ini diketuai oleh Dr. Rosihan Asmara, SE., MP dengan anggota Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, MS., Prof. Dr. Ir. Moch. Muslich M, M.Sc ; Dr. Ir. Syafrial, MS ; Dr. Fahriyah, SP., MSi dan Condro Puspo Nugroho, SP., MP
Tim Dokar tersebut mengadakan program Pendampingan Ketahanan Pangan Daerah Melalui Perencanaan Ketersediaan Pangan dalam Penetapan Kebijakan Pangan dan Gizi di Kabupaten Nganjuk pada bulan Oktober kemarin.
Ketua Tim mengatakan kegiatan ini perlu dilakukan mengingat Kabupaten Nganjuk sebagai salah satu pusat perekonomian di Provinsi Jawa Timur diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Nganjuk dan sekitarnya. Pemerintah daerah dituntut mampu melakukan perencanaan pangan berbasis potensi wilayah secara tepat. Hal ini penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nganjuk secara luas. Kesejahteraan masyarakat erat kaitannya dengan ketersediaan konsumsi bahan makanan.
Oleh karena itu Pemanfaatan potensi sumber daya di Kabupaten Nganjuk perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat. Selain itu dibutuhkan instrumen yang dapat mengukur ketersediaan bahan makanan. Data dan informasi secara akurat tentang ketersediaan tersebut dibutuhkan untuk merencanakan kebijakan yang mampu mengatasi permasalahan ketersediaan bahan makanan.
“Diharapkan dengan adanya program ini dapat memberikan gambaran situasi dan kondisi ketersediaan pangan untuk konsumsi penduduk di kabupaten Nganjuk dalam kurun waktu tertentu. NBM menyajikan angka rata-rata jumlah pangan yang tersedia di tingkat pedagang eceran atau rumah tangga konsumen untuk konsumsi penduduk per kapita,” tandasnya. (Meg)