KANAL24, Malang – Ampas tahu yang merupakan sisa dari pengolahan pabrik tahu di Desa Pakiskembar selama ini hanya dibuang sebagai limbah. Namun berkat program Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) yang dilakukan oleh mahasiswa FPIK UB, kini ampas tahu dapat menghasilkan uang.
Raudah Ibdiah salah satu mahasiswa program PHP2D mengatakan ampas tahu di desa tersebut kini dijadikan pupuk cair dan cookies dengan merek Okara.
“Kami dari FPIK UB melalui program PHP2D datang ke Pakiskembar ini dan bersama warga mencoba mengolah limbah tahu ini mejadi lebih bernilai secara ekonomi dan lingkungan,” kata Raudah, Rabu (24/11/2021).
Tim PHP2D FPIK UB bersama warga Desa Pakiskembar (sidik kanal24)
Bersama timnya kemudian mereka melaukan analisa potensi dan peluang sehingga muncul ide untuk memanfaatkan limbah tahu yang banyak terdapat di desa tersebut menjadi pupuk cair dan kue cokies berbahan dari limbah tersebut.
“Setelah kami teliti limbah ini dapat dimanfaatkan menjadi dua produk yaitu pupuk cair dan kue cookies. Dua pihak dapat kami libatkan dalam pembuatan produk ini. Untuk pupuk bermanfaat bagi petani di sini sedangkan kue kami menggandeng ibu-ibu PKK,” lanjutnya.
Dua produk tersebut saat ini sudah berhasil diwujudkan dengan merek Okara yang diambil dari bahasa jepang yang berarti ampas tahu. Okara diharapkan dapat menjadi produk unggulan dari Desa Pakiskembar kedepannya.
Pupuk cair okara saat ini menjadi pupuk yang digunakan untuk nutrisi tanaman kangkung yang dikonsumsi warag sedangkan cookies okara menjadi kue yang djual melalui kelompok PKK. Selain membuat Okara tim dari FPIK UB ini juga memberikan pelatihan manajemen pengelolaan agar nantinya produk tersebut dapat dikelola secara profesional melalui kelompok warga.
“Melalui program PHP2D ini kami juga memberikan analisa manajemen keuangan kepada warga agar produk ini dapat di hitung secara bisnis dan dapat dijalankan secara berkelompok,” pungkas Raudah.(sdk)