Oleh : Akhmad Muwafik Saleh*
Islam hadir di bumi manusia untuk merawat kemanusiaan agar mereka dapat hidup dengan tenang, tentram dan dapat mengelola bumi dengan penuh kedamaian dan kebahagiaan, Islam rahmatan lil aalamin. Tiga elemen dasar penting dalam mewujudkan negeri yang sejahtera, yaitu : sistem (syariah), sumberdaya manusia (amaliah), sumberdaya alam (alamiah). Islam hadir untuk membingkai semua unsur itu agar benar-benar menghadirkan kemashlahatan dan kesejahteraan.
Aturan syariat adalah untuk memastikan bahwa sistem kehidupan itu berjalan diatas SOP Sang PenciptaNya. Manusia diberi seperangkat amaliah ibadah yang dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas dirinya sebagai pengelola kehidupan (khalifah di muka bumi). Sumberdaya Alam bergerak secara alamiah sunnatullah jika dikelola dengan baik maka akan mendatangkan kemakmuran.
Ketiga tersebut harus dibingkai dalam sistem aturan Allah sebagaimana dideskripsikan dalam Alquran, alhadits. Syariat itu adalah untuk menjaga lima hak asasi manusia yang disebut dengan mawashid asysyariah, yaitu untuk menjaga agama (hifdhu ad diin), menjaga jiwa (hifdhu an nafs), menjaga keturunan (hifdhu an nasl), menjaga harta (hifdhu al maal), menjaga akal (hifdhu al aql). Sehingga jika aturan Allah diterapkan maka seluruh aspek kehidupan manusia terjaga dengan baik sesuai dengan kodrat penciptaan. Sebagaimana kaidah :
الشَّارِعُ لاَ يَأْمُرُ إِلاَّ بِمَا مَصْلَحَتُهُ خَالِصَةٌ أَوْ رَاجِحَةٌ وَلاَ يَنْهَى إِلاَّ عَمَّا مَفْسَدَتُهُ خَالِصَةٌ أَوْ رَاجِحَةٌ
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, tidaklah memerintahkan sesuatu kecuali yang murni mendatangkan maslahat atau maslahatnya dominan, dan tidaklah melarang sesuatu kecuali perkara yang benar-benar rusak atau kerusakannya dominan.
Karena itu Allah Swt menjelaskan bahwa semua aturannya adalah untuk kebaikan ummat manusia :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. [an-Nahl/16:90].
Selanjutnya, manusia (SDM), dirawat oleh Allah melalui berbagai amal ibadah. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dirinya agar dapat mampu mengelola diri, mengelola kehidupan dan alam sekitarnya. Sebagai contoh ibadah puasa, targetnya adalah Taqwa. Kemudian takwa dicirikan dengan perbuatan Ihsan,
إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ فِي جَنَّٰتٖ وَعُيُونٍ . ءَاخِذِينَ مَآ ءَاتَىٰهُمۡ رَبُّهُمۡۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَبۡلَ ذَٰلِكَ مُحۡسِنِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan mata air, mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat baik; (QS. Adzdzariyat, 51 : 15-16).
Ihsan berarti berbuat sebaik mungkin dengan mengoptimalkan potensi dirinya karena dia merasa melihat Allah atau merasa dilihat oleh Allah sehingga menjadi kerja profesional, dan menjadikan potensi dirinya optimal sebagai modal untuk mengelola kehidupan.
Sebagai pejabat negara berbuat Ihsan berarti bertanggung jawab penuh dengan tugas yang diembannya. Sebagai intelektual, berarti mengoptimalkan potensi pikirnya untuk menghasilkan karya terbaik bagi umat manusia. Sebagai pengusaha, berarti mengoptimalkan potensi ekonomi untuk kesejahteraan bersama. Sebagai guru, berarti mendidik dengan sepenuh hati dan menghidupkan adab para generasi serta mencerdaskannya. Sebagai rakyat, berarti bekerja keras untuk mengisi kemerdekaan agar menjadi negeri yang produktif sebagai wujud syukur atas nikmat alam yang dititipkan.
Sementara alam (SDA) itu bersifat alamiah atau sunnatullah artinya jika sumber daya alam dikelola dengan baik oleh sumberdaya yang berkualitas dan dikelola dengan sistem yang terbaik pula sebagaimana aturan yang telah ditetapkan oleh Sang Penciptanya, maka alam akan merespon dengan kebaikan pula, sehingga lahirlah kesejahteraan dan keberkahan hidup. Sehingga Islam hadir dalam rangka untuk merawat manusia agar mampu mengelola alam semesta dengan baik.
Kesimpulannya, Islam hadir di bumi manusia yang apabila diterapkan dengan baik aturan-aturannya di bumi manapun termasuk Indonesia, maka sejatinya hal itu adalah dalam rangka merawat negeri ini, merawat bangsa dan negeri agar menjadi negeri yang kondisi masyarakat dan wilayahnya subur makmur, tertib, tentram, sejahtera, serta berkecukupan segala sesuatunya. Baldatun thayyibatun warobbun Ghofur, gemah ripah loh jinawi Toto Tentrem Kerto Raharjo.
Namun diakhir zaman, agama Islam difitnah menjadi sumber keburukan, kekerasan, pertikaian, konflik, perpecahan, sehingga mereka menebarkan kebencian pada agama Islam, menebarkan permusuhan terhadap orang-orang yang konsisten dalam menjalankan agamanya hingga mengkriminalisasikannya, serta berupaya keras menghapus simbol-simbol agama, Inilah fitnah akhir zaman. Benar apa yang disabdakan oleh Nabi bahwa kelak diakhir zaman agama akan dijungkir balikkan, kebaikan akab dianggap keburukan, dan keburukan akan dikampanyekan sebagai kebaikan. Dalam kondisi ini maka para pelaku kebaikan tetaplah istiqomah dalam jamaah kaum muslimin yang lurus sekalipun harus menggigit akar pohon karena pedihnya siksaan atas fitnah yang dihadapi hingga ajal menjemput.(ams)
*) Akhmad Muwafik Saleh, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UB, Pengasuh Ponpes Mahasiswa Tanwir al Afkar Malang