Kanal24, Malang – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II Malang terus berupaya memberikan pembinaan kepada warga binaannya, baik dalam aspek spiritual maupun keterampilan. Dalam wawancara eksklusif dengan Kanal24 pada Senin (24/03/2025), pengurus Lapas menjelaskan berbagai program yang dijalankan selama bulan suci Ramadan, termasuk kegiatan tadarus, buka bersama, serta pelatihan keterampilan sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian.
Baca juga:
The 101 Hotel Malang OJ Pamerkan Karya Lukis Warga Binaan Lapas Kelas 1 Malang

Pembinaan Spiritual Melalui Kegiatan Ramadan
Yunengsih, salah satu pengurus Lapas, mengungkapkan bahwa selama bulan Ramadan, Lapas Perempuan Kelas II Malang menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan yang diperuntukkan bagi warga binaan.
“Alhamdulillah, selama bulan suci Ramadan, kami melaksanakan tadarus pagi, pesantren kilat, serta tarawih berjamaah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan warga binaan,” ungkap Yunengsih.
Tak hanya itu, Lapas juga menggelar buka puasa bersama yang didukung oleh berbagai pihak, di antaranya Yayasan Afkar Surabaya, Yayasan Al Irsyad Surabaya, Majelis Taklim Khusnul Khotimah Malang, dan beberapa donatur lainnya. Selain makanan berbuka, dukungan juga datang dalam bentuk sumbangan Alquran, mukena, dan perlengkapan ibadah lainnya.
“Kami ingin memastikan bahwa meskipun mereka berada di dalam Lapas, mereka tetap bisa merasakan kebersamaan dan keberkahan Ramadan,” tambahnya.
Program Pembinaan Kemandirian: Menjahit, Merajut, hingga Batik Ecoprint
Selain pembinaan kepribadian melalui kegiatan keagamaan, Lapas Perempuan Malang juga memiliki program pembinaan kemandirian yang mencakup berbagai keterampilan seperti menjahit, merajut, membuat batik ecoprint, memasak, hingga produksi makanan ringan.
Ajeng, salah satu petugas Lapas, menjelaskan bahwa program pembinaan ini dirancang untuk membekali warga binaan dengan keterampilan yang bisa mereka manfaatkan setelah bebas nanti.
“Di sini, kami memiliki berbagai pelatihan keterampilan seperti menjahit, merajut, membuat batik ecoprint, hingga produksi makanan seperti keripik dan kecap. Warga binaan dari semua umur bisa mengikuti pelatihan ini sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,” kata Ajeng.
Salah satu produk unggulan dari Lapas Perempuan Malang adalah batik ecoprint yang dibuat dengan teknik pewarnaan alami dari daun-daun kering. Produk ini menarik perhatian banyak pihak dan sering dipamerkan di berbagai acara.
“Kain batik ecoprint ini sepenuhnya dibuat oleh warga binaan, mulai dari proses pewarnaan hingga pengerjaan jahitnya. Produk ini dijual dengan harga mulai dari Rp150.000 hingga Rp200.000, tergantung model dan desainnya,” tambah Ajeng.
Lapas juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk desainer lokal, untuk meningkatkan kualitas dan daya jual produk yang dihasilkan. Selain dipasarkan dalam pameran, produk-produk ini juga dijual melalui platform online seperti Instagram.
Persiapan Idul Fitri dan Kebijakan Kunjungan
Menjelang Idul Fitri, Lapas Perempuan Malang juga telah menyiapkan kebijakan kunjungan bagi keluarga warga binaan. Tahun ini, dengan situasi pandemi Covid-19 yang sudah mereda, kunjungan akan dilaksanakan selama tiga hari setelah Hari Raya dengan durasi waktu satu jam per sesi.
“Kami tidak membatasi jumlah pengunjung, mengingat banyak warga binaan yang berasal dari luar kota. Namun, pemeriksaan barang dan orang tetap dilakukan sesuai prosedur keamanan,” jelas Yunengsih.
Baca juga:
Tips Mengelola Keuangan Mudik Liburan Lebaran Agar Lebih Terkendali
Selain itu, Lapas juga mengadakan kunjungan khusus bagi anak-anak yang ingin bertemu dengan ibu mereka. Program ini bertujuan untuk memberikan momen berkualitas antara warga binaan dan keluarga mereka.
Program pembinaan di Lapas Perempuan Kelas II Malang menunjukkan bahwa lembaga pemasyarakatan bukan hanya tempat penahanan, tetapi juga sarana pembinaan dan rehabilitasi. Dengan adanya program keagamaan dan keterampilan, diharapkan para warga binaan dapat menjalani masa hukuman dengan lebih bermakna serta memiliki bekal untuk kehidupan yang lebih baik setelah bebas nanti. (nid)