KANAL24, Jakarta – Pada perdagangan akhir pekan ini, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berpotensi terkoreksi, setelah kemarin bergerak variatif dan ditutup melemah 0,41 persen ke level 6.880.Menurut analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, saat ini pelaku pasar sedang mencermati rencana kebijakan moneter Amerika Serikat dalam upaya menekan laju inflasi, setelah kemarin keluar risalah Federal Reserve yang di antaranya menyebutkan komitmen untuk kembali menaikkan suku bunga.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas ke kisaran 6.889-6.925. Ada kemungkinan rebound, namun terbatas. Karena secara teknikal, pasar mulai memasuki fase jenuh,” kata Nico Demus, di Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Nico Demus menambahkan, pelaku pasar juga mengamati penerapan kebijakan proteksionisme di kawasan Asia. Indonesia dengan sawit dan batu baranya yang pada semester lalu sudah dicabut, India dengan gula dan berasnya dan Malaysia dengan ayamnya.
Dalam kurun empat bulan terakhir, Malaysia kembali membuka keran ekspor atas komoditas ayam pedaging. “Tahun ini masih cukup menantang bagi emiten unggas, karena harga bungkil jagung dan kedelai mengalami kenaikan,” ucap Nico Demus.
Namun, jelas dia, harga ayam mengalami penurunan ke bawah Rp34 ribu per kilogram. Hal ini tentunya cukup menekan margin laba bersih emiten unggas yang menjadi market leader di dalam negeri, seperti CPIN dan JPFA.(sdk)
Pada perdagangan saham hari ini, kata Nico Demus, pelaku pasar direkomendasikan untuk mencermati pergerakan harga saham BMRI, INCO dan TINS.(sdk)