KANAL24, Malang – Brigjen TNI Jubei Levianto, Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia mengatakan bela negara merupakan hal yang penting karena negara layaknya makhluk hidup ada fase ketiadaan, ada kemudian berkembang dan mati. Negara mengalami proses sebelum merdeka kemudian merdeka. Tentunya dalam mengisi kemerdekaan banyak sekali ancaman-ancaman yang akan dihadapi dan sebagai warga negara memiliki kewajiban untuk membela negara Indonesia. Pernyataan ini Ia sampaikan pada saat memberikan ceramah untuk mahasiswa baru Universitas Brawijaya, Rabu (18/8/2021) secara daring.
Lanjutnya, hidup di era kemajuan teknologi yang sangat pesat. Masyarakat tidak bisa lepas dari penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu ancaman yakni perang modern, contohnya proxy war yang mana negara yang berkuasa memperdaya negara-negara yang lemah. Menanamkan doktrin, mengubah strategi, mengubah ideologi, mengubah paradigma, mengadu domba, adanya intoleransi, teror. Ada juga separatis, teroris yang tujuannya adalah untuk menguasai Indonesia. Dengan pola informasi yang disebarkan melalui lembaga pendidikan, tempat ibadah, media sosial (penyampaian berita hoax) ini semua dapat diatasi dengan kemampuan SDM yang memiliki ilmu pengetahuan dan kesadaran bela negara.
“Keikutsertaan bela negara dapat dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan dengan cara cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada pancasila, rela berkorban dan melalui kemampuan awal bela negara,” katanya.
Jubei Levianto berharap kepada maba UB untuk melakukan bela negara. Bela negara tak harus dengan angkat senjata cukup melakukan yang terbaik untuk Indonesia. Sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Sebagai agen perubahan, dalam kesadaran bela negara di lingkungan kampus. Sebagai role model dalam aksi nyata bela negara, kemudian gunakan teknologi informasi secara cerdas dan untuk hal yang positif.
“Gunakan sosial media secara bijak, isi dengan konten-konten yang positif, eksperimenkan kebanggan anda sebagai bangsa Indonesia. Jangan menyebarkan hoax, saring sebelum sharing. Lalu jangan lupa untuk reatif dan inovatif dalam membangun kompetensi diri guna menyiapkan diri sebagai kader pemimpin Indonesia di masa depan,” tandasnya. (Meg)