KANAL24, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pada Februari 2021 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen. Sementara untuk inflasi tahunan (Februari 2021 terhadap Februari 2020) atau year on year (yoy) sebesar 1,38 persen. Kemudian inflasi tahun kalender Desember 2020 ke Februari 2021) sebesar 0,36 persen.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan dari 90 kota IHK yang dipantau terdapat 56 kota mengalami inflasi dan 34 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Mamuju sebesar 1,12 persen dan terendah terjadi di Tasikmalaya dan Sumenep sebesar 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar -1,55 persen serta terendah terjadi di Malang dan Tarakan sebesar -0,01 persen.
Dijelaskan bahwa inflasi pada periode Februari 2021 itu lebih kecil dibandingkan periode bulan sebelumnya yang mencapai 0,26 persen. Sementara dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar 0,28 persen juga terpantau lebih rendah.
Menurutnya menciutnya inflasi ini sebagai tanda bahwa mobilitas dan belanja masyarakat masih tertekan akibat pandemi Covid-19.
“Inflasi pada Februari (2021) lebih lambat dari bulan lalu dan tahun lalu, ini mengindikasikan bahwa hingga akhir Februari 2021 dampak pendemi masih membayangi kita semua. Maka kita perlu mewaspadai pada pandemi karena berpengaruh pada pendapatan dan berpengaruh pada lemahnya permintaan,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021).
Secara umum inflasi yang terjadi pada bulan Februari 2021 lebih didorong oleh adanya kenaikan tarif transportasi. Tercatat kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi sebesar 0,30 persen dengan andil terhadap inflasi bulan tersebut 0,04 persen. Untuk kelompok pengeluaran makanan dan minuman serta tembakau inflasinya sebesar 0,07 persen dengan andil sebesar 0,02 persen.
“Kelompok makanan, minuman dsm tembakau inflasinya tipis sekali dan andilnya hanya 0,02. Ini terjadi karena adanya kenaikan harga cabe rawit dan ikan segar dengan andil inflasi 0,02 persen. Cuaca yang kurang bagus membuat harga cabe rawit dan ikan segar di pasaran harganya meningkat,” sambungnya.
Sementara ada lima kelompok pengeluaran yang sama sekali tidak memberikan andil terhadap inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki, kesehatan. Kemudian informasi, komunikasi dan jasa keuangan. Selain itu rekreasi olahraga, dan budaya serta sektor pendidikan.
“Ada lima kelompok pengeluaran yang tidak memberikan andil pada inflasi di Februari 2021. Inflasi beberapa komoditas juga tidak terlalu tinggi,” pungkasnya.(sdk)