KANAL24, Jakarta – PT Mega Corpora, perusahaan milik pengusaha nasional Chairul Tanjung, resmi tercatat sebagai pemilik 73,71% saham PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) yang diakuisisi dari PT Hakimputra Perkasa. Mega Corpora kini memiliki 3,08 miliar unit saham Bank Harda dengan nominal Rp 308,44 miliar.
Dalam laporan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/3), PT Datindo Entrycom selaku biro administrasi efek (BAE) menyatakan, komposisi saham Bank Harda per 15 Maret 2021 adalah PT Mega Corpora sebesar 73,71%. Sedangkan 26,28% sisanya dimiliki pemegang saham lain dengan kepemilikan di bawah 5%, termasuk publik.
“Datindo Entrycom adalah BAE yang mengelola daftar pemegang saham Bank Harda berdasakan akta perjanjian pengelola administrasi saham No 13 tanggal 9 April 2015,” kata Direktur Utama Datindo Entrycom, E Agung Setiawati via investordaily, Selasa (16/3/2021)
Agung Setiawati menjelaskan, Bank Harda memiliki total modal dasar 10 miliar unit saham dengan nominal Rp 1 triliun. Jumlah tersebut meliputi modal ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 4,18 miliar saham dengan nominal Rp 418,44 miliar, serta 5,81 miliar saham dalam portepel dengan nominal Rp 581,55 miliar.
“PT Mega Corpora memiliki 3,08 miliar unit saham dengan jumlah nominal Rp 308,44 miliar atau 73,71% kepemilikan. Pemegang saham lainnya dengan kepemilikan di bawah 5% menguasai 26,28% saham sejumlah 1,09 miliar unit dengan nominal Rp 109,99 miliar,” ujar dia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 10 Maret 2021 merestui akuisisi 73,71% saham Bank Harda oleh PT Mega Corpora, pemilik 58,02% saham PT Bank Mega Tbk (MEGA). Persetujuan itu tertuang dalam surat Keputusan Dewan Anggota Komisioner OJK No. Kep.40/D.03/2021 tanggal 10 Maret 2021 tentang Izin Pengambialihan 73,71% Saham PT Bank Harda Internasional Tbk oleh PT Mega Corpora.
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( POJK ) No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, Mega Corpora bakal menggelar penawaran tender wajib (tender offer) setelah proses akuisisi rampung.
“Sebagaimana diumumkan manajemen Bank Harda pada November 2020, harga penawaran tender wajib ditetapkan sebesar Rp 160,26 per saham yang merupakan rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di BEI selama 90 hari kalender sebelum tanggal pengumuman rencana pengambilalihan,” papar Direktur Bank Harda Interasional, Yohanes dalam keterbukaan informasi kepada BEI.
Sementara itu, berdasarkan data BEI, pada penutupan perdagangan hari ini (Senin, 15/3), harga saham BBHI anjlok 145 poin (6,9%) ke level Rp 1.955 dengan market cap Rp 8 triliun. Dalam sepekan, saham BBHI tergerus 18,9% setelah melesat 144,4% dalam sebulan dan melejit 646,2% dalam tiga bulan terakhir.(sdk)