Oleh: dr Ayunda Dewi Jayanti JP
Selamat menyiapkan lebaran, mohon maaf lahir dan batin ya. Lebaran kali kedua di masa pandemi ini menghadirkan banyak kesan. Rindu yang menggebu untuk bisa melakukan ritual ibadah bersama tetapi juga takut dan cemas karena kondisi kesehatan masyarakat terdampak pandemi COVID-19 yang kabarnya baru-baru ini mengalami peningkatan kasus. Pemerintah melalui satgas penanganan COVID-19 pusat menegaskan kebijakan peniadaan mudik, larangan buka puasa bersama selama ramadhan, hingga larangan open house halal bihalal pada Hari Raya Idul Fitri sebagai upaya perlindungan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat dari potensi penularan COVID-19. Meski di beberapa daerah terjadi penyesuaian kebijakan, yuk kita lindungi diri kita, keluarga terdekat kita.
Ingat, menggunakan masker hukumnya wajib.
1. Menggunakan masker secara tepat
Menutupi hidung hingga area dagu secara konsisten dan tidak memegang-megang area masker dan wajah menjadi salah satu usaha terbaik selama pandemi ini. Apalagi nanti saat lebaran jika berjumpa sanak keluarga dan tetangga. Ingat, lindungilah orang dengan penyakit komorbid dan usia lansia dari paparan virus SARS-CoV-2.
Meskipun kita beberapa sudah vaksin COVID-19 kita masih berpeluang untuk tertular dan menularkan. Bijak untuk tetap menggunakan masker ya.
Makan di momen lebaran tidak bisa kita hindari, boleh melepas masker tapi pastikan kita menjauh dari kerumunan, di area terbuka, dan tidak sambil mengobrol saat makan. Beberapa rekomendasi ahli menyebutkan jika kesulitan maka makanlah dengan tidak saling berhadapan apalagi saling berbincang karena potensi droplet yang bisa menyebar. Gunakan masker saat di dalam rumah ada tamu yang datang, saat solat dalam keramaian, hingga momen berfoto. Tak jarang saat berfoto kita tidak bisa jaga jarak dan bersentuhan. Bisa jadi kita bertemu orang yang sudah bertemu banyak orang hari itu dengan paparan virus.
2. Jaga jarak, memang sulit tapi bisa saling mengingatkan.
Data menyebutkan kedisiplinan menjaga protokol kesehatan cenderung menurun. Termasuk upaya menjaga jarak. Dapat kita lihat di beberapa area publik seperti tempat ibadah, tempat makan, hingga toko perbelanjaan yang penuh sesak selama bulan ramadhan ini. Seringkali kita juga lupa bahwa ventilasi di ruang tertutup, durasi interaksi yang lama, dan jarak yang berdekatan meningkatkan risiko tertular COVID-19. Nanti, saat lebaran, lebih bijak melihat situasi dan lebih baik menjaga jarak ya.
3. Cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer
Lebaran identik dengan bersalaman untuk bermaaf-maafan, sungkem, makan bersama dengan sendok sayur yang sama dan potensi kontak lainnya. Jangan lupa sediakan hand sanitizer sebagai kebutuhan personal yang dibawa kemana-mana. Tapi, jika bisa, salaman bisa kita gantikan dengan bersalaman tanpa bersentuhan dengan menjaga jarak. Memang secara adat kebiasaan terasa aneh, tapi ini cara kita beradaptasi agar tetap menjaga kesehatan.
Berganti baju setelah bepergian, cuci tangan sebelum masuk rumah, hingga jangan lupa mengingat dengan siapa saja bertemu saat lebaran.
Kenapa? Karena jika diketahui seseorang terkonfirmasi positif, akan lebih mudah untuk melakukan pelacakan kontak erat dan mencegah penularan lebih jauh.
Jadi, lebih baik yuk kita mencegah daripada mengobati. Salam sehat.