KANAL24, Jakarta – PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melalui anak usahanya PT Jababeka Morotai selaku pengelola dan pengembang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai, melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan OISCA International College Foundation pembangunan monumen Perang Dunia II.
Penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Jababeka Morotai, Basuri Tjahaja Purnama dengan Kuroda Yunosuke selaku chairman dari OISCA International di Jakarta pada akhir pekan.
Pasca penandatangan MoU ini, pihak PT Jababeka Morotai akan menyediakan lokasi, lahan, mengurus segala perizinan untuk pembangunan monumen tersebut. Sementara Oisca International bertanggung jawab untuk membangun monumen Perang Dunia ke II beserta fasilitas penunjang lainnya.
Chairman OISCA International, Yunosuke mengatakan, pihaknya senang bisa bekerja sama dengan Jababeka Morotai dan menyambut dengan tangan terbuka yang harusnya inisiatif ini dilakukan oleh pihak Jepang atas pembangunan monumen Perang Dunia II.
“Kami berharap, dengan ada monumennya bisa membuat orang Jepang yang buyut-kakeknya meninggal di Morotai, bisa datang ke Morotai. Di mana mereka datang untuk bisa sembahyang dan juga berlibur di Morotai, sehingga muncul sebuah interaksi dan pariwisata Morotai juga terbangun,” katanya di Jakarta melalui IMQ21, Senin (22/3/2021).
Senada dengan Yunosuke, Direktur Utama PT Jababeka Morotai, Basuri Tjahaja Purnama mengungkapkan, monumen ini akan menggairahkan pariwisata dan meningkatkan perekonomian Morotai.
“Jadi, ini sebenarnya bagian dari langkah kita semakin on the track memajukan Morotai. Monumen ini akan menarik wisatawan secara langsung dari Jepang, yaitu setiap tahun mereka akan datang untuk mendoakan keluarganya karena masih ada ribuan jenazah belum dikembalikan ke Jepang atau belum ditemukan dan sebagainya,” paparnya.
Lebih lanjut, kerja sama ini merupakan langkah awal yang konkret untuk membuat Morotai familiar di mata orang-orang Jepang. Dengan adanya monumen ini, hubungan antar Jepang dan Morotai menjadi terkoneksi, yaitu membuat masyarakat Jepang datang ke Morotai dan realisasi pembangunan ini menunggu desain monumen dari pihak OISCA International selesai.
Jababeka Morotai ingin adanya transfer teknologi dengan memberikan lahan gratis untuk mereka membangun training center dan fasilitas pendukung.
“Nantinya, masyarakat lokal bisa dilatih bercocok tanam dan membuat mesin pertanian dan sebagainya, sehingga terjadi peningkatan skill dan peningkatan perekonomian. Di mana hasil bahan-bahan cocok tanam sendiri bisa di ekspor ke Jepang,” tegas Basuri.(sdk)